Seorang imam dan ulama ahli hadis yang dijuluki Al-Hafidz.

(sumber gambar: http://syukronmaba.blogspot.com)

Oleh: Laili mukaddar*

Al-Imam al-Hafidz Abu al-Hasan Ali bin Umar bin Ahmad bin Mahdi bin Mas’ud bin an-Nu’man bin Dinar bin Abdullah al-Baghdadi. Ad-Daruqutni dilahirkan pada tahun 306 Hijriyah di Mahallah Dar Al-Quthn, Baghdad.

Ad-Daruquthni menyusun banyak karya, dan dengan karya-karyanya tersebut ia menjadi terkenal di dunia. Dialah orang yang pertama kali menyusun karya tentang bacaan Al Quran, juga seorang imam, Al-Hafizh, ahli tajwid, syaikh Al-Islam dan simbol para ulama.[1]

Abu Bakar Al-Khatib mengatakan, “Ad-Daruquthni adalah imam dan ulama besar yang tiada bandingan pada masanya, kepadanyalah berhenti ilmu atsar, pengetahuan illat—illat hadits dan nama-nama para perawi hadits. Ia adalah ulama yang mempunyai sifat jujur, tsiqah, akidah yang benar.”

Ash-Shuwari mengatakan, “ Aku mendengar Al-Hafizh Abdul Ghani mengatakan, “Manusia yang paling bagus pembicaraannya mengenai hadits Rasulullah saw adalah tiga orang, yaitu Ibnu Al-Madini pada masanya, Musa bin Harun (Ibnu Al-Hammal) pada masanya dan Ad-Daruquthni pada masanya.”[2]

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Al-Qadhi Abu Ath-Thayyib Ath-Thabari mengatakan, “Ad-Daruquthni adalah Amir Al-Muminin dalam hadits.”[3]

Adapun hasil karyanya, ialah:

  • Al-Mujtana min as-sunan al Matsurah an Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, wa at-Tanbiih ala ash-shahih minha wa as-saqim, wa Ikhtilaf an-Naqilin minha fi Alfazhiha lebih dikenal dengan Sunan ad-Daruquthni,
  • Al-Ilzamat ala ash-Shahihain al-Bukhari wa Muslim lebih dikenal dengan nama Al-Ilzamat,
  • Sunan fi al-Hadits,
  • Gharib al-Afrad,
  • Kitab at-Tatabbu lima Kharaja fi ash-Shalihain lebih dikenal dengan nama At-Tatabbu,
  • Kitab at-Tashhif fi al-Hadits
  • Kitab al-jarh wa at-Tadil.

Adapun guru dan muridnya dari Abu Hasan Ad-Daruquthni yaitu: Guru: Qashim bin Mahamili, Husain bin Mahamili, Abu Bakar bin Ziyad An Naisaburi, Abu Rauq Al Hazani, Badr bin Al-Haitsam, Ahmad bin Ishaq bin Bahlul, Ahmad bin Al-Qasim Al-Faraidhi, dan ulama-ulama yang lain di Baghdad, Kufah, Basrah dan Wasith. Murid: Abu Hamid Al-Isfarayini (Ahli Fiqih), Abu Abdillah Al-Hakim, Abdul Ghani bin Said Al-Mashri, Tammam Ar-Razi,Abu Bakar Al-Baraqani, Abu Dzar Abd bin Ahmad, Abu Al-Ghanaim Ibnu Al-Makmun, Abu Muhammadal-Jauhari dan murid-muridnya yang lain.

At-Taj As-Subki mengatakan, “Ad-Daruquthni meninggal pada hari Kamis, 23 Dzulqadah tahun 358 Hijriyah.” Di Baghdad usia 79 tahun. Abu Nashr bin Makula mengatakan, “Aku bermimpi seakan-akan aku bertanya tentang keadaan Ad-Daruquthni di akhirat, lalu dikatakan kepadaku bahwa dia di surga dipanggil sebagai imam.”

*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.

Sumber tulisan: disarikan dari buku  60 Biografi Ulama Salaf (Syaikh Ahmad Farid)


[1] Siyar Alam An-Nubala,16/449-450.

[2] Tarikh Baghdad, 12/36 dan siyar Alam An-Nubala,16/454.

[3] Tarikh Baghdad, 12/36 dan siyar Alam An-Nubala,16/454.