
Tebuireng.online— Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Jombang menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan jejaring akademik global. Hal itu dibuktikan dengan berangkatnya 16 mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) ke tiga negara yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand, dalam rangka program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Riset Internasional Angkatan VI.
Pemberangkatan rombongan dilaksanakan pada Sabtu 14 Juni 2025, pukul 09.00 WIB dari Bandara Internasional Juanda Surabaya menuju Bandara Changi Singapura. Keberangkatan ini dipimpin langsung oleh Ketua Program Studi S2 PAI yang baru, Dr. Hj. Asriana Kibtiyah, M.Si., didampingi oleh dua pendamping lainnya, Dr. H. Hanifudin, M.Ag. akrab disapa Abi Hanif dan Baihaqi dari staf Pascasarjana Unhasy.
Program KKL ini dijadwalkan berlangsung hingga 19 Juni 2025, dengan beberapa mahasiswa akan melanjutkan program pengabdian masyarakat selama satu minggu tambahan di negara tujuan.
Baca Juga: Salut! Pascasarjana Unhasy Gelar Webinar Bangun Peradaban Indonesia
KKL Riset Internasional merupakan program unggulan Unhasy yang telah diluncurkan sejak tahun 2022. Program ini pertama kali digagas oleh Dr. Hj. Khoirotul Idawati, M.Pd.I., yang akrab disapa Umi Ida, dan kini telah memasuki angkatan keenam. Menariknya, Umi Ida juga turut serta dalam pemberangkatan kali ini dan kembali memimpin pelaksanaan program.
“Alhamdulillah, tahun ini kami memilih lokasi-lokasi baru yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Tujuannya agar mahasiswa memperoleh pengalaman berbeda, baik dari sisi metode kerja, budaya akademik, maupun sistem pendidikan di lembaga mitra,” jelas Abi Hanif, salah satu dosen pendamping.
Salah satu agenda utama dalam kegiatan ini adalah penyelenggaraan seminar internasional yang mengangkat tema Accelerated Learning berbasis Metode Hanifida. Seminar ini dijadwalkan berlangsung di dua institusi mitra, yaitu Sekolah Islam Bumrungsat Pondok Klongluek, Songkhla (Thailand), dan Ma’had Tahfidz Darul Fallah, Sungai Besar, Selangor (Malaysia).
Menurut Umi Ida, program ini tidak hanya bertujuan memperluas wawasan dan jejaring internasional, tetapi juga sebagai sarana berbagi pengetahuan. Salah satunya adalah memperkenalkan model pembelajaran abad 21 berbasis Asmaul Husna menggunakan Metode Hanifida, yakni metode hafalan yang mencakup nama, arti, dan nomor urut Asmaul Husna.

Selain seminar dan studi banding, peserta juga dijadwalkan mengunjungi sejumlah lembaga pendidikan dan mitra strategis Unhasy, serta melakukan tadabbur alam di destinasi edukatif dan bersejarah di ketiga negara.
Baca Juga: Pascasarjana Unhasy Sukses Gelar Seminar Nasional Hukum Keluarga Islam
Program ini juga menjadi momentum untuk memperkuat kerja sama internasional secara konkret. Beberapa kunjungan akan diakhiri dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Unhasy dan lembaga mitra dalam bidang pendidikan, riset, dan pengembangan metode pembelajaran Islam.
“Melalui KKL Riset Internasional ini, kami berharap dapat menumbuhkan budaya akademik global. Para mahasiswa tidak hanya belajar, tetapi juga berkontribusi melalui diskusi, presentasi, dan kolaborasi akademik dengan mitra luar negeri,” ujar Umi Ida.
Setelah kegiatan utama selesai, empat mahasiswa dan dua santri dari Hanifida dijadwalkan tetap berada di lokasi untuk melanjutkan program pengabdian masyarakat selama satu pekan tambahan.
Menutup pernyataannya, Umi Ida menekankan pentingnya pengalaman internasional bagi mahasiswa. “Sama seperti pesan dalam al-Qur’an, orang yang mencari ilmu lintas batas akan memperoleh nilai tambah yang tak ternilai. Jika di dalam negeri mereka sudah terbiasa, maka di luar negeri mereka harus siap menyerap ilmu yang belum pernah mereka miliki sebelumnya,” pungkasnya.
Pewarta: Albii
Editor: Rara Zarary