
Sebagaimana kita ketahui bahwa bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan, ampunan, dan rahmat dari Allah Swt. Sehingga pada bulan ini, banyak umat muslim berlomba-lomba dalam kebaikan atau ibadah baik dalam konteks hablumminallah ataupun hablumminannas.
Betapa banyak keutamaan yang dapat kita raih dalam bulan Ramadan ini. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi bahwa bulan Ramadan dibagi menjadi 3 fase keutamaan yakni sepuluh hari pertama Allah akan memberikan Rahmat, sepuluh hari kedua Allah akan memberikan ampunan, dan sepuluh hari ketiga Allah akan membebaskan dari api neraka.
أوله رحمة، وأوسطه مغفرة، وآخره عتق من النار
Artinya, “Awal bulan Ramadan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka.”
Allah sangat mencintai dan menyayangi hambanya. Meskipun terkadang hambanya lupa atas segala nikmatnya ataupun sering berbuat dosa dan kesalahan.
Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a:
*لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابٍ فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي*
“Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menulis di dalam Kitab-Nya, yang berada di sisi-Nya di atas Arasy, ‘Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku’.” (HR. Bukhari No. 3194 dan Muslim No. 2751).
Dari hadits di atas kita dapat mengetahui bahwa rahmat atau kasih sayang Allah lebih besar dibandingkan dengan kemurkaan-Nya. Rahmat Allah itu sangat luas, sekalipun kita sering berbuat kemaksiatan dan lupa akan segala yang telah diberikan dari-Nya.
Baca Juga: Lima Amalan Sepanjang Bulan Suci Ramadan
Lalu, bagaimana caranya agar kita mendapatkan rahmat dari Allah Swt di sepuluh awal Ramadan ini?
Tadarus Al-Quran
Surat Al Baqoroh ayat 185 menjelaskan bahwa Ramdhan adalah bulannya Alquran. Alquran menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat islam. Dengan membaca Alquran terutama pada bulan Ramadan Allah Swt. akan melipatgandakan pahalanya apalagi kalau kita dapat mengkhatamkan bacaan Alquran lalu berdo’a nisacaya do’anya diaminkan juga oleh malaikat. Hal ini dicontohkan Nabi Muhammad Saw.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,
أن جبريل كان يعْرضُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ كُلَّ عَامٍ مَرَّةً ، فَعرضَ عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ فِي الْعَامِ الَّذِي قُبِضَ فيه
“Dahulu Jibril mendatangi dan mengajarkan Al-Qur’an kepada Nabi shalallahu ‘alayhi wa sallam setiap tahun sekali (pada bulan Ramadan). Pada tahun wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alayi wasallam Jibril mendatangi dan mengajarkan Al-Qur’an kepada beliau sebanyak dua kali (untuk mengokohkan dan memantapkannya)” ( HR. Bukhari no. 4614)
Bersedekah
Bersedekah di bulan Ramadan memiliki keutamaan yang luar biasa. Rasulullah bersabda:
عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ
Artinya: Dari Anas dikatakan, Wahai Rasulullah, sedekah apa yang nilainya paling utama? Rasul menjawab, “Sedekah di bulan Ramadan” (HR At-Tirmidzi).
Selain pahalanya yang dilipatgandakan, bersedekah menjadi penyempurna ibadah, memberi keberkahan dalam hidup, dan menjadi nilai solidaritas yang tinggi.
Baca Juga: 10 Amalan Muslimah Sewaktu Haid di Bulan Ramadan
Menghidupkan Solat Sunnah
Diantara sholat sunnah yang hanya ada pada bulan Ramadan adalah solat sunnah tarawih. Solat ini dilaksanakan setelah isyak. Rasulullah Saw sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakan solat tarawih karena memiliki keistimewaan atau pahala yang berbeda setiap harinya. Salah satunya akan diampuni dosanya oleh Allah swt, sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits, Rasulullah saw bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya, “Barang siapa melakukan shalat (tarawih) pada bulan Ramadan dengan iman dan ikhlas (karena Allah ta’ala) maka diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR Muslim).
Selain ibadah, solat tarawih juga menjadi salah satu kegiatan yang menghidupkan malam-malam di bulan Ramadan.
Solat sunnah selanjutnya adalah solat dhuha, Rasulullah rutin melaksanakan shalat Duha guna menjaga keistiqomahan ibadah dalam waktu-waktu yang lain selain malam hari.
Bahkan shalat Dhuha menjadi salah satu wasiat ibadah yang akan dilaksanakan sepanjang hidupnya. Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah Saw., bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ، لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ: صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَصَلَاةِ الضُّحَى، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
Artinya: “Kekasihku (Nabi Muhammad) telah memberikan wasiat kepadaku dengan tiga hal, yang tidak akan aku tinggalkan sampai aku mati: 1) Puasa tiga hari di setiap bulan, 2) Shalat Dhuha, dan 3) Tidur setelah melaksanakan shalat Witir.” (HR. Bukhari)
Baca Juga: Ramadan Merupakan Cara Membangun Budi Pekerti yang Luhur
Ketiga amalan di atas dapat kita laksanakan di sepuluh pertama bulan Ramadan. Sepuluh awal ini menjadi transisi ibadah bagi kita semua, tentu sangat tidak mudah untuk mengubah perliaku kita di bulan sebelumnya. Semoga kita diberikan keistiqomahan dalam menjalankan dan menjaga ibadah di bulan suci Ramadan ini.
Penulis: Bakhit Jauharullaudza