
Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam merupakan pedoman hidup yang mengandung ajaran-ajaran mulia, petunjuk hidup, dan aturan yang mencakup segala aspek kehidupan manusia. Al-Quran menjadi wahyu terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril a.s., sebagaimaana disebutkan dalam Al-Quran surat as-Syu’ara ayat 192-195:
وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۗ ١٩٣عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَۙ١٩٤ نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُۙ ١٩٢ بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍۗ١٩٥
“Dan Al-Quran ini benar-benar ditirunkan oleh Tuhan semesta alam; dia dibawa turun oleh Al-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan; dengan bahasa Arab yang jelas”.
Ayat tersebut memiliki makna bahwa Al-Quran adalah Kalam Allah yang diturunkan oleh malaikat Jibril a.s., ke dalam hati Rasulullah SAW dengan menggunakan bahasa Arab. Maksud turunan di sini bukanlah turunnya yang pertama kali ke langit dunia, tetapi yang dimaksud adalah turunnya Al-Quran itu secara bertahap. Sebagaimana ungkapan (untuk arti menurunkan) dalam ayat di atas menggunakan kata “tanzil”.
Kata “tanzil” dengan “inzal” menurut ahli bahasa berbeda pengertiannya. Kata “tanzil” berarti turun secara berangsur-angsur, sedang “inzal” hanya menunjukkan turun atau menurunkan dalam arti umum. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa penurunan al-Quran adalah secara bertahap dan berangsur-angsur, bukan sekaligus seperti halnya kitab-kitab suci terdahulu.
Pendapat lain dari Imam Asy-Sya’bi menyebutkan bahwa al-Quran mula-mula turun pada malam lailatul qadr di bulan Ramadhan. Kemudian turun secara berangsur-angsur sesuia dengan kejadian atau peristiwa selama kurang lebih 23 tahun. Hal ini didasarkan pada firman Allah Swt. Dalam surah al-Qadr ayat 1:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ١
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul qadar.”
Ibnu Abbas dan sejumlah ulama lainnya yang dapat dipercaya menyebutkan bahwa yang dimaksud turunnya al-Quran dari ayat di atas adalah turunnya al-Quran sekaligus ke Baitul ‘Izzah di langit dunia, agar para malaikat menghormati kebesarannya. Kemudian setelah itu al-Quran diturunkan kepada Rasul secara bertahap sesuai dengan pristiwa dan kejadian-kejadian sejak ia diutus sampai wafatnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa penurunan al-Quran itu ada dua cara; yaitu sekaligus dan berangsur-angsur. Pengertian tahap pertama turunnya al-Quran adalah al-Quran turun sekaligus dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah di langit dunia (langit lapis pertama). Sedangkan yang dimaksud turunnya al-Quran cara kedua adalah turunnya al-Quran secara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit dan secara bertahap, sebagiannya menjelaskan bagian yang lain sesuai dengan fungsi dan kedudukannya, serta sesuai dengan kepentingan-kepentingan yang dialami Rasulullah dan kaum muslimin, yang diperkirakan dari permulaan sampai ayat yang terakhir turun.
As-Suyuthi mengutip pendapat al-Qurthuby bahwa al-Quran dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah itu merupakan turunnya al-Quran secara sekaligus. Mungkin hikmah dan rahasia yang terkandung dari kejadian tersebut adalah untuk mengungkapkan keagungan al-Quran dan kepada para penerimanya adalah wujud kebesarannya, serta untuk memberitahukan kepada para penghuni langit bahwa sampul kitab samawi akan diturunkan kepada Nabi terakhir penutup dari umat pilihan, yang telah berada di depan pintu dan akan segera diturunkan kepadanya.
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa al-Quran ditulis oleh Ruhul Mahfuz sebelum diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian setelah itu, al-Quran diturunkan secara lengkap di Baitul ‘Izzah, dan kemudian diturunkan secara bertahap secara individual sesuai dengan peristiwa tertentu. Oleh karenannya, sebagian berpendapat bahwa tidak benar wahyu al-Quran diturunkan kepada Rasulullah Saw, hanya berlangsung satu malam dan satu bulan dalam tahun, yaitu bulan Ramadhan. Namun sl-Quran diturunkan secara bertahap selama berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan tahunan.
Adapun mengenai waktu atau masa turunnya al-Quran tidak disebutkan secara jelas, melainkan dikatakan bahwa al-Quran itu diturunkan pada “Yaumal Furqan”, sebagaimana disebutkanNya dalam surat al-Anfal ayat 41:
اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ٤١
“…jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad) pada hari al-furqān (pembeda), yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu…”
Penyelidikan ahli sejarah berpendapat bahwa peristiwa yaumal furqan itu bersamaan dengan hari bertemunya dua pasukan dalam peperangan, yaitu pasukan kaum muslimin dan pasukan musuh pada peristiwa peperangan Badr. Peristiwa yang terakhir ini terjadi pada hari atau tanggal yang sama dengan hari turunnya al-Quran pertama kali, yaitu pada tanggal 17 Ramadhan. Itu menjadi sebab umat Islam sampai hari ini selalu memperingati nuzulnya al-Quran pada tanggal 17 Ramadhan tersebut.
Akan tetapi perlu disadari bahwa kedua peristiwa itu sama-sama terjadi pada tanggal dan bulan yang sama, yakni tanggal 17 Ramadhan dan bukan pada tahun yang sama, dikarenakan perang Badr itu terjadi pada tahun kedua hijriyah, sedangkan al-Quran turun pada tahun ke-40 dari kelahiran Nabi Saw.
Al-Quran sebagai wahyu terakhir dari Allah SWT, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril untuk menjadi pedoman dan cahaya bagi kehidupan umat manusia. Melalui proses penurunan yang berangsur-angsur, Al-Quran hadir sebagai sumber kebijaksanaan, memberi peringatan, serta membimbing manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Cahaya ilahiah ini tidak hanya berfungsi sebagai petunjuk akhlak, tetapi juga sebagai pembeda antara kebenaran dan kebatilan, seperti yang disimbolkan dengan peristiwa Yaumal Furqan yang juga bertepatan dengan peringatan turunnya al-Quran di bulan Ramadhan. Sekian, terima kasih.
Baca Juga: Mutiara Hikmah Nuzulul Qur’an
Penulis: Wahyu Nur Oktavia, ,mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya