KH. Achmad Roziqi, saat memberi nasihat pada santri baru dalam acara penutupan Mosba Pondok Putra Pesantren Tebuireng. (foto: youtubetebuireng)

Tebuireng.online- Masa Orientasi Santri Baru (Mosba) Pondok Putra Pesantren Tebuireng resmi ditutup pada Sabtu (6/7/24). Setelah melaksanan berbagai materi, para santri baru Pesantren Tebuireng disahkan dalam penutupan Mosba 2024.

Berbekal tema “Mengimplementasikan 5 Prinsip Dasar Tebuireng dalam Mencetak Santri Sejati”, KH. Achmad Roziqi meminta agar mereka melalui proses yang benar terlebih dahulu.

“Kalian nanti mau jadi kiai, pejabat, atau pengusaha terserah yang penting prosesnya clear dulu. Prosesnya yakni menjalani ngaji dengan tekun,” begitu kata beliau.

Kemudian sosok Rektor Ma’had Aly Hasyim Asy’ari ini menginginkan agar para santri selalu senang terhadap majelis ilmu. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi yang dikutip oleh Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam al-Rasul al-Mu’allim.

“Suatu saat Nabi itu keluar dari kamarnya menuju masjid. Beliau melihat dua perkumpulan yakni salah satunya aktivitas para sahabat membaca Al-Qur’an dan bezikir. Kelompok kedua para sahabat yang beraktivitas belajar mengajar. Kata Rasul ‘Kullun ‘ala Khair’ keduanya aktivitas yang baik. Lalu Rasulullah memilih duduk dengan para sahabat yang melakukan aktivitas belajar mengajar.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Baca Juga: Begini Komitmen Pesantren Tebuireng di Hadapan Santri Baru

Selang setelahnya Kiai Roziqi yang baru saja menyabet gelar doktoralnya ini berpesan, “Saya ingin kita komitmen semangat ngaji. Karena majelis ilmu lebih dipilih oleh Rasulullah. Sampai Rasul bilang ‘Innama Bu’itstu Mu’alliman’ (saya diutus sebagai seorang guru). Karena itulah para santri harus menghormati guru sebagai penerus perjuangan Rasulullah.”

Selain itu beliau juga mengijazahkan doa yang diperoleh dari KH. Musta’in Syafi’e dari KH. Shobari kepada santri agar dipermudah dalam belajar:

اللهُمَّ اِنِّيْ اسْتَوْدَعْتُكَ مَا قَرَأْتُ فَارْدُدْهُ اِلَيَّ عِنْدَ حَاجَتِيْ اِلَيْهِ

Ya Allah sungguh aku menitipkan kepada-Mu apa yang aku baca, lalu kembalikanlah kepadaku ketika aku membutuhkannya.

Pada acara tersebut para santri dihimbau agar mejadi santri yang senang kepada ilmu, hormat kepada guru, hormat kepada orang tua, dan menautkan diri kepada Allah.

Santri Putra Tebuireng saat mengikuti penutupan Mosba.

Untuk diketahui, pada Mosba yang dilakukan dua hari sebelumnya, para santri sudah dibekali tentang Sejarah, Dzuriyah, dan Perkembangan Pesantren Tebuireng oleh Gus Varis Muhammad Mirza, Kepesantrenan oleh Ustadz Slamet Habib, Sistem Pengajian dan Ubudiyah oleh Ustadz Syifaul Fuad, Kesehatan dan Kebersihan oleh Ustadz Kaffal, dan Ketertiban oleh Ustadz Nur Rohim. 



Pewarta: Yuniar Indra Yahya