
Tebuireng.Online— Professor of Music and Ethnomusicology at the College of William and Mary, Prof. Anne Rasmussen hadiri seminar internasional “Musik dalam Perspektif Hukum Islam di Indonesia” yang diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy), di aula Yusuf Hasyim Tebuireng, Selasa (23/8/2022).
“Saya senang sekali bisa bergabung dengan orkestra gambus El-Fatta. Saya bangga sekali musisi-musisi seniman yang bisa mengikuti aliran musik Arab dengan nuansa besar Jawa Timur, luar biasa,” ungkap Prof. Anne, di atas podium.
Dalam forum itu, Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz atau akrab disapa Gus Kikin, menyampaikan kepada hadirin bahwa dirinya tidak begitu paham soal musik dibanding dengan Prof Anne, yang baginya lebih pakar.
“Saya itu kalau soal musik tidak banyak tahu. Prof. Anne di sini pakar musik, lalu saya mau bicara apa,” ungkap Gus Kikin mengawali sambutan.
Cicit Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari itu menyampaikan yang beliau tahu tentang musik adalah nasyid. Seni suara yang dinyanyikan oleh orang-orang Madinah, orang-orang Anshor pada saat menyambut Rasulullah ketika tiba di Madinah. Sudah lama ada sejak 1400 tahun yang lalu sehingga kita tahu dan tetap melestarikan thola’al badru ‘alaina yang diiringi rebana sampai saat ini.
Selanjutnya, di atas podium Rektor Unhasy, Prof. Haris membahas tentang perkembangan musik masa kini dan prospeknya pada masa depan. Berbicara tentang seni pada umumnya dan pada khususnya, kita bisa berbicara pada perkembangan musik di Indonesia. Ada tradisional seperti gamelan Jawa, gandrung, Sunda, Sumatera, ada modern pula seperti yang kita kenal saat ini.
“Tidak ada nash yang khusus mengharamkan musik atau seni itu tidak ada. Karena seni sifatnya menghibur, sedang menghibur itu mendapat pahala,” ungkapnya.
Musik itu, lanjutnya, merupakan sesuatu yang struktur yang tidak bisa berdiri sendiri. Oleh karena itu apabila ada sesuatu yang menyimpang, maka bukan musiknya yang haram tapi dampaknya atau pemainnya.
“Akan tetapi memang, di mana ada pertunjukan di situ ada dampak,” lanjutnya.
Lebih rinci, Mantan Rektor Unesa itu menyebut bahwa musik terbagi menjadi dua, yaitu tradisional dan moderen. Baginya, hari ini seni musik di Indonesia sudah berkembang dan mengalami banyak inovasi seperti musik gambus dan koplo.
Untuk diketahui, Seminar Internasional ini mengundang tiga narasumber, diantaranya; Prof. Anne Rasmussen (Professor of Ethnomusicology at the College of William and Mary), Prof. AKH. Muzakki (Dekan Fak. Usuluddin Uinsa), dan Dr. H. Imam Sukardi (Direktur Pascasarjana Unhasy). Turut hadir Ibu Nyai H. Lelly Lailiyah Hakim, Ibu Nyai Farida Salahuddin Wahid, jajaran pimpinan dan dosen Unhasy.
Pewarta: Rafiqatul Anisa/Firda Dwi