
Oleh: Qurratul Adawiyah*
Suara takbir menggema
menghidupkan berbagai masjid dan mushalla
isak tangis pecah seketika
teringat keluarga yang kini tak lagi bersama
menjelajahi jalan yg penuh keramaian tak lagi ada
hanya sejarah penuh duka yang sempat menjadi fatwa
perjalanan sudah terlewati dengan cerita beda
kini sendu cipta kembali
menyendiri berteman sunyi
menahan hasrat untuk pergi
menemui para kesayangan melukis pelangi
Namun ……
pekat dan kelam
terikat gelap menahan pergi menghilang
mengiyakan angan
berkelahi dengan perasaan
merintih menginginkan kebebasan
Pak, Emmak, Kak, Lek
kali ini kita tak lagi ada temu
batas waktu menjadi jeda melepas rindu
tegarlah
berdoalah
biarlah kesabaran yang menjadi penguat setiap perjalanan
meski nyatanya …
Langit mendung menciptakan kesedihan