
Oleh: Devi Yuliana*
Aroma Ramadan sudah terasa sampai ke ulu hati bulan istimewa itu hadir sebentar lagi setan menyeru, berlalu pergi berganti lantunan Quran yang kian membumi syahdu bersama dalam balutan bulan suci
Meski ikatan lahiriyah terhalang pandemi semoga kebersamaan nan kedamaian tetap terasa dalam Ramadan ini kembali menjadi manusia suci nan fitri bagai seorang bayi yang terlahir kembali
Rajab, lalu Sya’ban telah terlewati tak terasa namun begitu melekat di hati lagi-lagi pandemi yang selalu terhakimi karena datang dan juga tak kunjung pergi
Kini Ramadan hampir menghampiri doa doa melangit, semua ikut mengamini agar Ramadan menjadi hadiah dari sang Ilahi, kado atas perjuangan-perjuangan seluruh insani
Namun, entah…
akankah surau-surau menjadi sepi, akankah hari-hari menjadi sunyi, akankah buka bersama hanya sebatas ekspektasi
Hei wabah! Angkat kakimu dan segeralah pergi biar kami nikmati Ramadan tanpa takut dan berlari.
*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.