Kedahsyatan doa saat hari Jumat sore.

Oleh: Silmi Adawiyah*

Salah satu bukti kelemahan manusia adalah selalu membutuhkan campur tangan Tuhan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Salah satu cara untuk mengungkapkan kebutuhan kita kepada-Nya adalah berdoa. Doa itu bisa mengatasi beberapa masalah, atau bahkan bisa menghalangi turunnya bencana dan juga mampu meringankan apa-apa yang dirasa tidak enak. Itulah yang menyebabkan kita datang, dan datang lagi kepada Allah melalui doa.

Doa bisa dijadikan sebagai senjata untuk meraih setiap harapan. Selain untuk memohon ampun atas segala dosa yang telah lalu, doa juga sangat bermanfaat dalam kehidupan kita untuk meraih setiap mimpi dan harapan. Allah sudah menuliskan bahwa Dia akan menjawab setiap rintihan doa hamba-Nya. Karena kasih dan sayang-Nya yang begitu besar, rasanya terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. Dalam hadis dari Abu Hurairah, Nabi  bersabda:

لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ

“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain doa.” (HR. Tirmidzi).

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Berdoa kepada Allah bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Dan yang perlu digarisbawahi adalah rupanya ada sebuah waktu dalam hari Jumat, dimana setiap doanya akan dikabulkan dalam waktu yang tidak lama. Nikmat mana lagi yang harus didustakan? Dari sekian banyaknya aktivitas yang melalaikan jiwa dan raga, Allah sediakan waktu istimewa untuk hamba-Nya yang sangat baik untuk memanjatkan segala doa. Rasulullah bersabda:

فِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ ، وَهْوَ قَائِمٌ يُصَلِّى ، يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ

“Pada waktu Jumat terdapat suatu waktu, yang tidaklah seorang hamba Muslim yang ia berdiri melaksanakan salat, lantas dia memanjatkan suatu doa pada Allah bertepatan dengan waktu tersebut, melainkan Allah akan memberi apa yang dia minta.” (HR. Bukhari Muslim)

Terdapat dua pendapat terkait keterangan hadis di atas. Dalam kitab Zaad al Ma’ad menyebutkan pendapat pertamanya bahwa waktu istimewa tersebut adalah sejak duduknya imam di atas mimbar sampai berakhirnya shalat Jumat. Dan pendapat kedua meyatakan bahwa waktu ijabah tersebut adalah berada di akhir hari Jumat, yaitu setelah shalat Ashar hingga waktu shalat Maghrib.  Dari kedua pendapat tersebut, pendapat yang rajih menurut Ibn Qayyim adalah waktu ijabahnya sore hari hingga tiba waktu shalat Maghrib.

Dengan demikian, sudah sepantasnya bagi kita semua untuk memberikan perhatian khusus pada waktu tersebut. Sebab di dalamnya terdapat satu saat yang tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah melainkan Allah akan mengabulkannya. Kita sempatkan waktu setelah shalat Ashar untuk mengeluhkan setiap rasa yang tak terhingga, hingga Allah utuskan jawabannya. Kita luangkan waktu untuk memohon segenap harapan, hingga Allah jadikan semua itu nyata.

*Alumni Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.