
Tebuireng.online– Seminar Nasional mengusung tema “Menanggapi RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS)” berlangsung di gedung KH. M. Yusuf Hasyim lantai 3 Pesantren Tebuireng. Acara ini diselenggarakan oleh Pusat Kajian Pemikiran Hasyim Asy’ari Tebuireng yang bekerjasama dengan Gerakan Indonesia Beradab.
Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh ternama; Dr. Bagus Riyono, M. A. (Ketua GBI), Nahe’i, M. H. I. (Komisioner Komnas Perempuan), Rieke Diah Pitaloka, M. Hum. (Perwakilan PDIP), Prof. Dr. Mudzakir, S.H., M.H. (Ahli Hukum UII Yogyakarta), Prof. Dr. H. Moh. Mahfudz MD, S.H. (Guru Besar UII Yogyakarta)
Dalam sambutannya, Dr. Bagus Riyono, M. A. mengungkapkan bahwa masih ada satu yang belum ditekankan dalam Pancasila yaitu “beradab”, karena dengan beradab, Pancasila bisa menjadi pedoman hidup. Selain itu, Bagus Riyono juga membagi macam-macam adab menjadi lima macam; 1. Adab kepada Allah, 2. Adab kepada alam, 3. Adab kepada diri sendiri, 4. Adab kepada sesama manusia, 5. Adab kepada benda atau materi.
“Rancangan Undang-Undang (RUU) PKS harus mengacu pada Ketuhanan Yang Maha Esa,” terang Dr. H. Mif Rohim, M. A., Ketua Pusat Kajian Hasyim Asy’ari Tebuireng, dalam sambutan yang kedua.
Memasuki acara inti, materi yang pertama disampaikan oleh Nahe’i, M. H. I., seorang ahli ushul fikih, alumni Ma’had Aly Situbondo. Beliau menyampaikan menurut survey Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), tercatat ada 83 persen perempuan yang mengaku mengalami kekerasan seksual, itu tandanya ada 17 persen yang tidak mengaku. Dari 83 persen tersebut, hanya 14 persen yang mengadukan kasusnya ke pengadilan, dan yang selesai di pengadilan berjumlah sangat sedikit.
“Perempuan itu pandai menyembunyikan kekerasan, kekerasan dalam rumah tangga aja disembunyikan, apalagi kekerasan seksual,” ungkap Nahe’i, M. H. I. Hal tersebut memacu pada dua alasan; yang pertama harga diri, yang kedua sisi negatif masyarakat.
Menurut catatan Komnas Perempuan, korban kekerasan seksual itu traumanya seumur hidup. Dampak traumanya agak berbeda dengan kekerasan yang lain.
Materi selanjutnya disampaikan secara bergiliran oleh Prof. Dr. H. Moh. Mahfudz MD, S.H., Rieke Diah Pitaloka, M. Hum., Prof. Dr. Mudzakir, S.H., M.H.
Acara seminar ini berjalan dengan khidmat, dengan jumlah aundience perempuan yang lebih banyak menduduki kursi peserta daripada audience laki-laki.
Pewarta: Rafiqatul Anisah
Publisher: MSA