TAK SANGGUP MENCINTA
Titik awal sebuah sejarah
Keberanian yang kian menjelma
Tak ada hati yang terasa luka
Namun semua harapan dimusnahkannya
Tanpa ia sadari
Merpati betina yang kehilangan jantannya
Kuda poni sendiri menanti sang kekasih
Rakyat yang kian hari merajuk
Menderita
Bahkan demi receh yang tak seberapa
Kau korbankan masa depan
Tuk mencipta keberanian itu
Hingga kau turunkan kepada anak cucu
Pengaisan kekuasaan
Pengerukan kekayaan
Dan kini kau nodai yang suci
Hati ini tak mampu mencinta
Polemik yang mesti dicinta
Keju itu kini hampir musnah
Oleh tikus-tikus penghisap kekuasaan
Indah yang tak indah
Cantik yang tak cantik
Akan tiba masa ketika hati ini mencitai politik
Namun entah kapan, entah oleh siapa
Cinta itu ditumbuhkan
Aku tak sanggup mencinta
Noda yang terlihat suci itu
MENARIKU YANG HILANG
Yang senja mewarnai kesedihan
Hingga tak kau dapati lagi semburat sakit
Meski semua memang sudah ada pada orbitnya
Tak masalah membuat satu orbit baru
Demi kisah sedih dan bahagia
Mawar hitam kelam dan kelabu
Yang dulu adalah cerah
Karena sebuah angan terlampau dalam
Bukan pada jalan yang likunya begitu indah
Bukan pula hati yang teramat cinta
Namun orbit yang belum hendak menerima
Dan kini,,,,
Menariku hilang sementara
Akan ada masa pada masa lain
Saat jemari ini mampu menari, lagi
Tangan ini mampu menggenggam
Dan hati indah pada warnanya
Menariku yang hilang kan kembali
Demi cinta dan impian
Demi warna pada senja hari
Demi raja pada rakyatnya
Dan demi duri untuk mawarnya
NYANYIAN SAJAK
Mutiara yang lama terpendam
Memancarkan sinar kemilau
Namun perihnya memilukan
Kau tak pandai berirama
Kau pun tak paham hitamnya duri
Tapi kau mengerti jalan Roma
Dan kau menyusuri dengan tertatih
Genderang yang memilukan terus berucap
Iramanya terdengar seantero jagad Dan Sajak,,,,
Cerminan hati bernyanyi riang
Menutup semua risaunya hati
Tak ada Sajak yang sedih karena perihnya hati
Karena Sajak adalah kebahagiaan
*Oleh Vikroturohmah, Santri Ponpes Miftahul Huda Cigaru, Majenang, Cilacap