sumber gambar: kompas.com

Oleh : Gaudea*

Belajar mendidik anak adalah belajar merubah diri sendiri juga. Cara mengajar yang terbaik adalah menjadi teladan bagi anak-anak. Untuk itu orang tua harus berusaha menjadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya.

Rumput tetangga memang selalu lebih hijau, mungkin orang tua melihat sisi spesial pada anak tetangga, namun lupa jika anaknya juga spesial di mata orang lain.

Bahkan nama yang tersemat dalam diri kita itu juga salah satu harapan orang tua pada setiap anak-anaknya. Perihal kebebasan itu juga salah satunya untuk kebaikan anak-anaknya. Tidak ada satupun orang tua yang menginginkan anaknya celaka/merugi.

Berikut alasan orang tua suka membandingkan anaknya:

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online
  1. Orang tua ingin memotivasi anaknya tetapi malah sebetulnya membuat anak jadi tidak pede
  2. Orang tua mendapatkan tekanan dari lingkungan sehingga tekanan dilampiaskan ke anak
  3. Orang tua ingin mengontrol anaknya agar anaknya sesuai dengan wujud yang mereka harapkan
  4. Orang tua mungkin dulu dibesarkan dengan lingkungan yang juga suka membanding bandingkan
  5. Orang tua lagi emosi dan memang sengaja mau menggunakan “paint” untuk menyakiti anak

Perlu diingatkan juga, membandingkan anak menimbulkan luka batin, sebagian besar, anak tidak suka dijadikan bahan pembanding dengan saudara kandung maupun yang lainnya. Jika yang dijadikan pembanding adalah diri orang tua, ayahnya atau ibunya, akan tertanam dendam sebagai pesaing di bawah sadar anak. Daripada mencela, lebih baik memuji dalam tahap yang wajar saja.

*Alumnus Unhasy Tebuireng Jombang.