Ilustrasi gambar: www.google.com

Oleh: Umdatul Fadhilah*

Manusia termasuk makhluk sosial, ia tak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Ia pun lahir dari kerjasama manusia. Tak dipungkiri bagaimana pun keadaannya, mereka selalu berinteraksi, meski perbedaan kerap kali menyelimuti makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna ini.

Selalu ada celah untuk tetap berkomunikasi. Namun begitu, manusia terkadang punya sisi sensitif, dan hal itu pula yang mesti diperhatikan saat berinteraksi.

Tiga kata ini sebenarnya tidak asing dalam percakapan sehari-hari, pun di setiap lini pendidikan telah diajarkan, sebuah kata yang amat dekat dengan kita untuk dapat mempererat silaturahmi, dimana terbentuknya sebuah komunikasi yang sejahtera.

Tolong.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Suatu hari kita membutuhkan bantuan orang lain, entah itu saudara, teman bahkan seseorang yang tidak dikenal sama sekali. Pemintaan tersebut tentu tidak semena-mena asal. Ada norma dalam meminta pertolongan dengan sopan santun.

Agar terkesan tidak menyuruh, maka bubuhkan kata Tolong saat ingin meminta bantuan. Seperti Permisi pak, boleh saya minta tolong? siapa pun orangnya bila kita dengan sopan meminta bantuan, tentu dengan tidak nada menyuruh, pasti mereka dengan senang hati membantu.

Berbeda jika orang lain meminta bantuan kepada kita dengan cara memerintah serta tanpa di dahului kata Tolong apalagi sambil mbengok (teriak), tentu orang akan sebal dan kalaupun membantu terasa terpaksa. Kata Tolong ini tetap digunakan kepada siapapun, entah keluarga, guru, sahabat, teman, bahkan oranglain. Kita sebaiknya tak perlu malu ataupun gengsi hanya karena mengucapkan kata Tolong.

Apalagi, kita yang berada dilingkup pesantren, dimana sehari-harinya penuh dengan komunikasi, interaksi dan aksi. Tentu akan lebih baik bila kata Tolong menjadi pendamai dalam suasana yang mana bisa menurunkan kadar kegengsian. Dengan begitu akan lahir jiwa-jiwa berhati besar yang mampu menghargai orang lain.

Maaf.

Satu kata berjuta makna. Mengapa? Bayangkan suatu ketika temanmu menuduhmu meng-Ghosob (mengambil) sandal barunya, dia marah-marah, dan kamu kesal karena tidak benar tuduhan tersebut terhadapmu, lalu saat semua ternyata kesalahpahaman, temanmu itu sadar lalu meminta maaf kepadamu, maafnya begitu tulus dan menyesal telah menuduhmu tanpa bukti.

Bagaimana? Kamu tentu tidak jadi marah karena hatimu luluh serta memahami dia lantaran penjelasannya yang penuh sesal itu. Lagi, saat kamu tak sengaja menyenggol bahu teman pas sedang antri di pondok, tentu temanmu kesal, raut wajahnya berubah saat kamu melayangkan kata maaf. Begitu ajaibnya kata tersebut tapi tidak sedikit orang yang kadang sulit mengucapkannya. Marilah kita belajar bersama-sama untuk bisa menggunakan kata tersebut dengan semestinya, tentu demi terciptanya kedamaian yang didamba.

Terima kasih.

Kamu telah membantu seorang teman, tapi dia pergi begitu saja tanpa ada ucapan terimakasih.B Bagaimanaperasaanmu? Tentu tidak mengenakkan bukan? Membuat enggan untuk membantunya lagi. Berbeda jika ia amat sangat berterima kasih, bahkan dibubuhi senyum yang bikin hati kita adem ayem.

Dengan begitu, seseorang merasa dirinya dihargai. Entah kepada sahabat dekat maupun yang tidak dikenal, lebih baik jika sematkan kata Terimakasih saat ada yang membantu, memberi atau pun membuat diri kita gembira.

Meminta Izin.

Saat ingin meminjam sesuatu kepada oranglain alangkah baiknya bila meminta izin terebih dahulu untuk menggunakannya.

Hal tersebut, terkadang diabaikan sebagian orang karena menganggap sudah akrab, menjadikan mereka terkadang mengambil dulu baru minta izin. Padahal kita tak pernah tahu apakah barang itu baru ditangan si pemilik? Apakah si pemilik akan menggunakannya saat itu juga? Termasuk meng-ghosob, entah sendal, bulpen, ataupun yang lainnya.

Marilah kita merenung. Mulai untuk menjaga perasaan teman satu dengan yang lainnya. Pepatah lama mengatakan jika ingin dihormati, maka hormatilah dahulu. Kata-kata tersebut sangat akrab ditelinga, walaupun terkadang juga amat sulit diungkapkan maupun dilakukan.

Bila mau menurunkan ego diri, minta maaf jika kita bersalah, minta tolong jikalau butuh bantuan, ucapkan terima kasih bila diberi, meminta izin dahulu bila meminjam. Marilah belajar untuk membiasakan kata tersebut demi kesejahteraan bersama.

*Santri Pondok Pesantren Putri Walisongo Cukir Jombang.