Pesan di WhatsApp yang beredar agar berhati-hati terhadap penipuan atas nama Pesantren Tebuireng.

tebuireng.online– Mulai tahun pelajaran 2016-2017, Pesantren Tebuireng menerapkan sistem pembayaran SPP melalui BRIVA (BRI Virtual Account). Namun, hal baru ini malah dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk malakukan penipuan atas nama Pesantren Tebuireng.

Modus penipuan tersebut menyasar wali santri, baik mengaku sebagai petugas SPP maupun pembina santri. Salah satu wali santri MTs Salafiyah Syafi’iyah asal Sumatra mengalami penipuan dengan modus baru ini. Ia ditelepon oleh nomor yang tidak dikenal dengan mengaku sebagai petugas SPP.

Modus penipuan ini dilakukan dengan meminta transfer kepada orang tua santri untuk membayar tunggakan SPP anaknya melalui rekening atas nama Pak Dwi S. Dalam kejadian ini, pelaku mengaku dirinya Pak Misbah, salah satu petugas kantor pusat yang menangani SPP. Selain itu, pelaku meminta korban untuk mentransfer melalu rekening dengan alasan BRIVA sedang eror. Menariknya, dalam modus ini pelaku juga mengiming-imingi sebuah bonus bebas SPP sebulan jika korban telah membayar selama lima bulan.

Dalam modus lain, menurut penuturan salah satu pembina Unit SMP A. Wahid Hasyim, Ustadz Ari Setiawan, ada wali santri kamar yang ia bina asal Lampung, juga hari ini (15/01/2017), telah menerima telepon dari seseorang yang mengaku pembina dengan nama Ustadz Tomi. Padahal, sepengetahuannya, di Unit SMP. A. Wahid Hasyim atau bahkan di seluruh Tebuireng tidak ada pembina dengan nama tersebut. Modusnya, palaku mengaku hendak mengajak berobat santri tersebut ke daerah Jawa Barat dengan biaya total untuk dua orang, 2,4 juta rupiah termasuk biaya transport pulang dan pergi.

Diwawancarai oleh wartawan tebuireng.online pada Kamis (12/01/2016), Pak Mishbah, salah satu petugas kantor pusat yang menangani SPP, mengkonfirmasi kebenaran penipuan ini. “Saya tahu hal ini setelah dikasih tahu Ustadz Syifa, guru MTs kemarin,” tutur Pak Misbah saat diwawancarai. “Setelah itu, orang tua itu juga telepon saya dengan nada tergesa-gesa terkait kejadian yang menimpanya,” tambahnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pak Misbah juga menuturkan bahwa pada intinya BRIVA tidak ada masalah, hanya saja terkadang terhambat masalah jaringan antar bank. Hampir setiap bulan, Pak Misbah juga mengirim sms ke semua wali santri di setiap unit untuk sekedar mengingatkan tentang kewaspadaan terhadap penipuan. Ia juga menghimbau kepada semua pihak agar bekerja sama saling menjaga, mengawasi, dan mengingatkan tentang bahayanya penipuan atas nama Tebuireng.

Pada 2015 silam, Tebuireng juga pernah menjadi sasaran penipuan dengan modus santri kecelakaan dan sakit parah. Pelaku mensugesti wali santri agar tergopoh-gopoh dan panik supaya segera mentransfer uang. Pada akhir 2014 hingga awal 2015 publik juga diresahkan dengan beredarnya proposal atas nama Panitia Haul ke-5 Gus Dur. Total anggaran dalam proposal tersebut mencapai 900 juta rupiah. Kini, penipuan-penipuan serupa terjadi kembali dan meresahkan publik, khususnya para wali santri.


Pewarta:    Nur Ifana

Editor:      M. Abror Rosyidin

Publisher:  M. Abror Rosyidin