Tebuireng.online- Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Ragam tulis berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Salah satu ragam bahasa tulis yang perlu perhatian khusus adalah teks bahasa Arab.
Namun, dewasa ini sedikit sekali mahasiswa-mahasiswi dari kampus sekitar pesantren yang bisa menulis teks Arab di komputer. Sehingga sedikit sekali karya berbahasa Arab muncul dari para mahasiswa ini.
Pernyataan ini disampaikan Ketua Panitia Workshop pelatihan penulisan Arabic Teks di komputer, Muhammad Lalu Khusnul Basri. Acara ini sendiri dilaksanakan oleh mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES) Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
“Di era milenial, peran mahasiswa sangat lah sentral. Terutama mahasiswa berlatar belakang pesantren. Mereka menguasai literatur bahasa Arab hingga pada penulisan di komputer. Ini alasan kami mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari mengambil peran dengan melakukan workshop ini. Semoga memberikan warna pada dunia akademik dan memotivasi kampus lain,” katanya, Rabu (27/02).
Dikatakannya, belajar bahasa Arab meliputi empat kemahiran yang harus dimiliki, yakni kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Tapi saat ini menulis bahasa Arab tidak cukup hanya di kertas biasa saja, menulis di kompunter juga harus ahli.
“Menulis Arab di komputer butuh keahlian khusus. Butuh kejelian dan trik tertentu agar tulisannya bagus. Kali ini kita mengundang Ustadz Abdul Qodir yang sudah pakar dalam bidang ini,” jelas Basri.
Basri menjelaskan, dasar pembuatan kegiatan ini yaitu banyak para mahasiswa yang kesulitan menuliskan penelitiannya dalam teks bahasa Arab. Kendala yang dihadapi mahasiswa berupa faktor internal, yaitu kurangnya minat dan motivasi untuk menulis dan latihan menulis bahasa Arab.
Faktor eksternal yaitu tidak ada mata kuliah dan bimbingan khusus proses latihan menulis teks Arab. Tanpa dukungan situasi yang memadai, maka sangat sulit bagi mahasiswa bisa mengusai bidang ini. Upaya yang dilakukan adalah harus pendampingan khusus dalam hal ini.
“Harapannya, setelah ini ada karya yang ditulis atau buku dalam bahasa Arab tapi versi generasi milineal,” ujarnya.
Baginya, selama ini belajar bahasa Arab termasuk salah satu pelajaran yang sulit bagi beberapa mahasiswa. Terutama mahasiswa yang belum pernah belajar gramatika bahasa Arab. Alhasil, pelajaran yang disampai kan kurang maksimal.
“Kita dorong mahasiswa-mahasiswi untuk berkarya. Sesuai kemampuannya, yang ahli komik bisa buat komis bahasa Arab, bagi yang suka jurnalistik bisa menulis tips mudah menjadi jurnalis. Begitu juga yang lain,” tandasnya
Pewarta: Syarif Abdurrahman
Editor/Publisher: RZ