
Oleh: Anjayuni*
Aku adalah seni yang Tuhan ciptakan
dengan tiupan ruh agar menyentuh kehidupan
perseteruan bersanding di atas garis takdir
melahirkan raga yang perlu teguh saat banyak kata menyiksa dengan lisan penghancuran
tiada jeda dalam waktu kesulitan
berisik yang menelisik
pilu yang menjamu
riuh yang tumbuh
dan luka yang diterka
separuh bulan menghilang
alih-alih malam mengalah pada pagi
namun lelah rasanya makin menjadi
jengah pada ratapan lemah sebagian diri
dan pada sebagian lainnya
sumringah ku tumbuhkan dalam
keheningan pinta pada Tuhan
anugerahkan aku kekuatan, sebab bila terus meminta kemudahan rasanya terlalu lemah dari mereka yang tak mudah menyerah.
*Mahasiswa Unhasy Tebuireng.