• 13886858_1051830818232047_1328489130141187430_ntebuireng.online—Menyambut Temu Alumni XI Pesantren Tebuireng dan Lounching Buku “Khadimun Nabi” mengenang Prof. Dr. KH. Ali Musthofa Ya’qub, M.A., pada Sabtu (30/07/2016), Pustaka Tebuireng sebagai penerbit buku tersebut mengadakan Bazar Boekoe Moerah (BaBoeMoe) di Halaman Utama Pesantren Tebuireng selama tiga hari sejak Jumat-Ahad (29-31/07/2016).

    Untuk mengadakannya, Pustaka Tebuireng bekerjasama dengan beberapa penerbit besar diantaranya Mizan, LKiS, In Trans Publishing, Kompas, Serambi, Kobam, Imtiyaz, dan beberapa penerbit lain. Penanggungjawab  Pustaka Tebuireng, Rahmatullah mengatakan bahwa Kerjasama tersebut bertujuan untuk menambah meriah acara bazar buku, karena koleksi buku terbitan Pustaka Tebuireng terbilang sedikit.

    Koordinator Iklan dan Pemasaran Penerbit Tebuireng Khoirul Umam mengatakan bahwa antusiasme besar datang dari santri. “Kami niatnya untuk acara alumni, eh malah yang menyerbu santri,” ungkap pria asal Mojowarno itu. Ia menuturkan jika sebenarnya bazar dimulai hari kamis, tetapi karena beberapa hal, baru bisa dibuka hari Jumat. “Santri sangat antusias, bahkan sebelum buka udah ngereyok (nyerbu) kami yang masih menata-nata,” tambah alumni Tarbiyah Unhasy tersebut.

    Antusiasme itu terbukti dengan ramainya bazar setiap dibuka. Salah satu santri yang membeli buku, Irma Uswatun Ummah mengatakan bahwa bazar seperti ini memang sudah ditunggu-tunggu santri. Santri putri PPP. Walisongo Cukir tersebut malah mengusulkan agar bazar semacam ini bisa dilakukan rutin setiap bulan. “Setiap bulan keren ini, tapi pindah-pindah, ke pondok saya pasti laku. Oh ya banyakin novelnya ya,” kata santriwati asal Tarik Sidoarjo ini.

    Selain santri, asatidz, pembina, pengurus pondok, dan alumni juga memburu buku-buku yang dijajakan. “Rata-rata santri mah belinya, novel, komik, cerita horor, walau tak jarang yang beli buku-buku berat seperti politik, filsafat, tafsir, sejarah, dan sastra barat. Alumni malah suka beli soufenir khas Tebuireng kayak kaos GD & Tebuireng, stiker, atau poster,” terang petugas stand bazar, Siti Mureni. Ia juga mengatakan konsep Pokemon yang sedang marak sekarang juga menjadi daya tarik tersendiri.

    Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

    Direktur Penerbit Tebuireng, Ahmad Faozan melihat antusiasme ini sebagai tingginya tingkat baca santri. “Banyak loh yang menawar-nawar buku-buku berat dengan harga yang lumayan mahal untuk ukuran santri, ini menunjukkan mereka mulai mempunyai minat baca yang tinggi,” ungkap alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.

    Hal serupa juga disampaikan oleh salah satu pembina santri, Ustadz Ali Ridho. Menurutnya, minat baca itu tidak bisa disalurkan melalui perpustakaan yang ada. “Bagaimana bisa puas baca di perpus, wong perpus buka ketika mereka sekolah, buka ketika mereka lelah, malam tutup, dan Jumat walau buka full seharian, adalah waktu mereka bermain dan melepas penat seminggu belajar,” terang alumni Ma’had Aly Hasyim Asy’ari tersebut. Untuk itu ia berharap ada pengkajian ulang sistem perpustakaan yang ada, agar minat baca santri tersalurkan, tentunya dengan pengawasan pembina. (Abror/Aldo)