Gedung baru Tebuireng Media Grup Pesantren Tebuireng Jombang.

Tebuireng.online– Pesantren Tebuireng Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur akhirnya mampu merealisasikan pembangunan kantor baru untuk Tebuireng Media Grup yang akan dijadikan sarana syiar Islam dan publikasi pesantren ke publik.

Pimpinan Redaksi (Pimred) Tebuireng Online, M Abror Rosyidin mengatakan gedung media grup ini terdiri dari tiga lantai. Lantai tiga dan dua sebagai asrama santri dan lantai satu untuk Tebuireng Media Grup. Gedung ini dibangun dengan konsep modern dan megah.

“Gedung ini ada tiga lantai. Lantai dua dan tiga sebagai asrama. Sedangkan lantai satu sebagai kantor media dan aula. Gedung ini dibangun dengan dana ratusan juta. Dan mungkin ini gedung media pesantren termegah di Jombang. Bulan ini baru kita tempati,” katanya, Rabu (17/4/19).

Pembangunan dimulai sejak tahun 2018 dan baru selesai bulan ini. Gedung ini berada pada bagian selatan pesantren menghadap ke Jalan Irian Jaya, yang merupakan jalan utama Jombang ke Kediri, Batu, dan Malang.

Dana pembangunan didapatkan dari kas pesantren dan sumbangan murni dari masyarakat yang didonasikan secara langsung kepada panitia pembangunan, baik berupa uang maupun material.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Agenda pembangunan kantor Tebuireng Media Grup ini sebenarnya sudah dicanangkan sejak lama oleh pesantren, namun baru terlaksana pada tahun kemarin,” tambahnya.

Lebih lanjut Abror menjelaskan, Tebuireng Media Grup gabungan dari empat media yaitu Tebuireng Online, Majalah Tebuireng, Pustaka Tebuireng, dan Rumah Produksi Film MAKSI. Empat media ini menjadi wadah kreatifitas santri Pesantren Tebuireng.

“Majalah Tebuireng saat ini sudah edisi ke-61, rumah produksi film juga baru saja memproduksi film dengan judul SAKINAH. Sedangkan media daring tebuireng.online jadi salah satu media pesantren yang paling aktif di Indonesia. Khusus untuk Pustaka Tebuireng sudah menerbitkan banyak buku,” bebernya.

Ia berharap dengan dibangunnya gedung ini, santri Tebuireng lebih semangat lagi untuk berkarya dan menulis. Sehingga bisa meneruskan perjuangan dari para Pengasuh Pesantren Tebuireng. Berjuang dan dakwah lewat website dan media sosial menjadi suatu keniscayaan di era revolusi 4.0.

“Dakwah saat ini harus lebih kreatif, mayoritas generasi muda kelahiran tahun 1990-an dan 2000-an hampir semua aktif di media sosial. Ini peluang dakwah yang harus digarap. Agar media sosial tidak berisi hal receh saja,” pungkas Abror.

Pewarta: Syarif Abdurrahman
Publisher: RZ