tebuireng.online—Setelah sukses dengan penyelenggaraan angkatan pertama, Lembaga Diklat Kader Pesantren Tebuireng kembali memulai pendidikan dan latihan kader angkatan kedua. Pagi tadi (07/08/2016) Diklat Kader Tebuireng dibuka langsung oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid di aula gedung diklat.
Pendidikan dan latihan kader dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh Abror Rosyidin dan disusul dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Tebuireng. Setelah itu, diputarkan juga video testimoni Diklat Kader angkatan pertama. Selain pengasuh, beberapa pimpinan Yayasan KH. M. Hasyim Asy’ari juga hadir di antaranya, Sekretaris Umum Pesantren Tebuireng Ir. H. Abdul Ghofar, Mudir Bidang Sekolah H. Kusnadi, Mudir Bidang Pondok H. Lukman Hakim, BA, beberapa kepala unit dan dzuriah seperti KH. Hasyim Abdul Karim dan KH. Abdul Hadi Yusuf.
Setelah mengukuhkan peserta, Kepala Lembaga Diklat, H. Ahmad Halim, M.Pdi. memberikan sambutan singkat tentang program diklat ini. Beliau menegaskan bahwa diklat kader ini sangat diperlukan untuk mencetak kader-kader pembina santri yang unggul dan berkualitas. Untuk itu, beliau meminta dukungan penuh dari Yayasan Hasyim Asy’ari, terutama untuk memberikan beasiswa pendidikan S2 kepada kader yang paling menonjol.
Sambutan kedua disampaikan oleh perwakilan mentor dari Rindam Brawijaya Malang, Sersan Kepala Aming. Pria yang sehari-hari juga mengajar di TPQ, yang ia dirikan sendiri di Malang ini menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Pesantren Tebuireng. Beliau berharap agar silaturahmi dan kerja sama ini, tidak terputus sampai waktu yang tidak terbatas. Bersama Bapak Agung, Sersan Aming akan mendampingi peserta selama dua bulan.
Pengasuh Pesantren Tebuireng. Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid dalam sambutan beliau, menyampaikan beberapa poin penting tentang latar belakang diadakannya Diklat Kader Tebuireng ini. Gus Sholah menyampaikan tentang beberapa materi yang akan diajarkan di diklat ini. Di antaranya adalah Kedisiplinan, Ke-Tebuireng-an, Spiritualitas, Psikologi Remaja, Komunikasi, Aswaja Ke-NU-an, Kewirausahaan, dan lain sebagainya. Ke depannya diklat kader ini diproyeksikan tidak hanya akan mencetak pembina unggul, tetapi kader di bidang-bidang yang lain, kewirausahaan dan bidang-bidang lainnya, termasuk akan dikirim ke pesantren lain.
Gus Sholah juga berharap Tebuireng tahun ajaran ini dapat menyusun kurikulum yang fokus mengukur Lima Dasar Pesantren Tebuireng, yaitu Jujur, Ikhlas, Tanggung jawab, Kerja Keras, dan Toleransi di lingkungan Pesantren Tebuireng. Menurut beliau, saat ini lima dasar tersebut masih belum sepenuhnya tercapai dan terlaksana. (Abror/Fara)