ilustrasi tak kasat mata (Ist)

Tok … tok… tokk…..

Terdengar suara ketukan pada pintu kamar Nyai Fatimah. Mendengar ketukan tersebut, Ziana yang berada pada posisi rebahan di kamar langsung berdiri dan membuka pintu.  Ziana terkejut ketika melihat pengurus dan ustadzah yang terlihat sedikit riweh membawa yang sepertinya itu milik santri baru. Melihat hal itu Ziana langsung sigap membantu dan memasukkan barang kedalam kamar nyai Fatimah yang di tempati oleh Ziana.

Nama ku Zizi mba, asal madiun, ucap santri baru yang terlihat ramah dan mengulurkan tangan menyalami Ziana, dan Ziana pun langsung menyalami kembali santri baru tersebut. Sebagai santri lama, Ziana membantu Zizi untuk menata dan merapikan baju kedalam lemari.

Dipondok pesanteren Al Anwar mengalami cuaca dingin yang sangat ekstream, sehingga membuat banyak santri yang lebih milih merajut mimpi dengan selimut tembal yang menutupi mereka seperti kepompong.

Zizi dan Ziana terlihat sangat sefrekuenasi karena pembicaraan mereka yang terdengar saling nyambung satu sama lain. Hal itu lah yang membuat mereka semakin akrab serta membuat Zizi makin betah di pondok.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sebagi santri baru, layaknya orang jawa, Zizi adalah orang yang sumeh dan ramah kepada siapapun. Sehingga banyak orang yang sering menyapa Zizi meskipun Zizi belum menyapa. Namun, kesumehan Zizi nampaknya tidak disenangi oleh senior kelas 12 yang berasal dari kamar nyai muslimah di pojok barat. Ketidak senangan itu terlihat dari tatapan dan perlakuan mereka ketika bertemu dengan Zizi yang sangat tidak sopan.

Bel amalan pun berbunyi menandakan seluruh santri akan melaksanakan kegiatan amalan sore tanpa terkecuali.

Terlihat Zizi yang sangat semangat membaca amalan bahkan tidak tidur sama sekali. Setelah kegiatan selesai  keduanya pun kembali kekamar untuk makan sore. Sesekali mereka pun tertawa kencang karena pembahasan mereka yang lucu, apalagi Zizi memang pandai melawak seperti komika di indosiar.

“Mbak Ziana, sampean kok baik banget sih sama aku, padahal orang orang bilang aku aneh, tapi kok sampean masih baik dan nemenin aku mbak” Tanya Zizi sambil melahap dengan semangat lauk pondok hari itu

“Enggak papa dong, setiap orang kan berhak memilih dengan siapa dia berteman, dan aku senang berteman sama kamu,” balas Ziana sambil tersenyum

“Mbak pasti punya temen banyak yaa, soalnya mbak Ziana baik banget asli: ucap Zizi

“Emang kamu engga zi, kamu kan juga banyak, buktinya banyak yang nyapa,” jawab Ziana

“Banyak sih mbak, tapi enggak kelihatan.”

Mendengar ucapan Zizi, Ziana tersedak dan langsung mencari minum. Melihat wajah Ziana yang berubah Zizi pun tertawa dan semakin membuat Ziana ketakukan.

“Zi, yang bener aja kamu, jadi kamu punya temen bukan manusia, “tanya Ziana penasaran.

Mendengar ucapan itu, Zizi mengangguk sambil terus melahap makanan yang tersisa dan menunjuk samping bahu Ziana yang mengartikan bahwa temen Zizi itu ada di sebelah Ziana. Zizi pun memberi tahu bahwa teman teman nya itu bukan teman yang jahat, mereka adalah teman yang baik yang selalu menemani Zizi kapan pun Zizi mau.

Mendengar penjelasan Zizi, Ziana tetap lah Ziana, manusia biasa yang akan ketakukan ketika membahas hal hal ghaib yang tak kasat. Meski begitu Ziana tetap dengan seksama mendengarkan pembicara Zizi meski bulu kudu Ziana telah berdiri.

“Mbak Ziana jangan takut, mereka enggak jahat kok, mereka gak akan mengganggu kalau kita gak ganggu, kata mereka juga mbak Ziana lucu.”

“Kalau mereka ketemu kamu, wajah mereka serem enggak” ucap Ziana sedikit sensitive

Zizi pun menggelengkan kepala berusaha memberi tahu bahwa, tidak seseram yang ada di pikiran Ziana.

“Tapi kadang berubah sih, pas ada orang yang jahat sama aku,” tambah Zizi. Ziana pun mengangguk paham mendengar penjelasan dari Zizi.

Tak terasa makanan mereka pun telah habis. Sesaat kemudian mereka pun bergegas ke kamar mandi untuk beristinja’ untuk melaksanakan sholat jamaah maghrib.

Melihat kamar mandi pink rame, Zizi pun pamit untuk pergi menuju kamar mandi biru dikarenakan diri nya males antri. Saat akan menuju kamar mandi biru, Zizi bertemu dengan golongan senior dari kamar nyai muslimah, namanya adalah mbak sarah. Seorang senior yang terkenal songong dan suka mengganggu ketenangan hidup orang lain, padalah enggak pernah kenal.

Melihat Zizi, sarah langsung bergegas bersama teman temannya untuk melabrak Zizi yang terkenal sok indigo dan sok friendly itu.

Sambil memegang dagu sarah dengan kasar

“Gak usah sok caper deh jadi santri baru, sok sokan banget mentang mentang idigo” ucap sarah sambil menekan dagu Zizi dengan keras

Sarah dan temannya pun pergi meninggalkan Zizi sendiri. Melihat mereka pergi Zizi pun beranjak pergi menuju mushola setelah berwudhu untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah

Sesampainya di mushola Zizi pun langsung mencari keberadaan Ziana, dan tepat melihat Ziana, Zizi langsung melangkah dan duduk disamping Ziana. Melihat Zizi tergesa gesa Ziana pun bertanya mengapa dirinya bisa setelat ini, tapi Zizi hanya tersenyum dan menutupi apa yang barusan terjadi.

Saat akan melaksanaka sholat jamaah, di baris belakang terdengar suara teriakan yang sangat keras dan bersautan. Menedengar itu keadaan mushola jadi sangat ricuh.  Ziana yang memiliki tinggak kepo yang sangat tinggi langsung berlari kesumber suara untuk melihat kegaduhan yang terjadi. Tidak bagi Zizi yang terus terdiam sambil tersenyum

Sesampai nya di tempat kejadian Ziana terdiam beberapa saat. Ziana terkejut melihat apa yang terjadi.  Kericuhan itu terjadi karena suara jeritan kesurupan. Dan yang paling membuat Ziana kaget yang kesurupan adalah sarah dan teman temannya. Ziana pun langsung bergegas berlari mencari Zizi untuk memberi tahu apa yang barusan dia lihat.

Dari kejauhan Zizi hanya tersenyum melihat Ziana yang berlari terbirit birit

“Kamu udah tau siapa yang kesurupan?” Tanya Ziana.

“Tau dong, sarah cs kan…“ jawab Zizi sambil sedikit menyunggingkan senyum. “Iya bener banget, kok tumben tumbenan yaa, mereka kan kayak nya gak selemah itu deh,” ucap Ziana yang masih tampat penasaran.

“Bisa dong, soalnya temanku yang masukin dan kayaknya sih gak bakal keluar soalnya mereka suka sama tipikal sarah dan teman temannya.” ucap Zizi dengan senyuman yang tak bisa diartikan.



Penulis: Wan Nurlaila Putri

Santri Walisongo Jombang