Oleh: Rara Zarary*
Setelah bunga-bunga di halaman rumahku bermekaran, aku herpikir akan memetik lalu memberikan padamu sekuncup agar senyummu basah mendamaikan
Mengingat lagi soal kelahiran, atau melupakan tentang kehilangan. Sunyi masih matamu, redup irama dalam dadamu, dan aku? Hanya seseorang yang memastikan bahwa hari ini kehidupan masih ada meski nyala lilin tak juga membara.
Lalu pada ingatanmu, aku siram doa-doa. Melampaui penjagaan dan kehadiran yg tak pernah diminta kedatangannya. Semua kupikir tak akan pernah sia-sia.
Hingga malam larut,
Waktu demi waktu merenggut harapan kusut,
Lalu sunyi, berganti hari: kau tak juga hadir di sini.
Hari ini, tak ada kelahiran, kecuali harapan-harapan panjang yang tak juga menemukan jawaban.
*Alumni Annuqayah, Sumenep Madura.