Salah satu peserta festival dai se-Jawa Bali saat menyampaikan dakwahnya di atas pangung, Kamis (18/01/18). (Foto: Gilang)

Tebuireng.online- Festival dai-daiyah Tebuireng oleh Kumpulan Dai Tebuireng (Kudaireng) berlangsung hari ini, Kamis (18/01/18) di halaman Pesantren Tebuireng. Acara ini diadakan rutinan setahun sekali dan merupakan acara terbesar Kudaireng. Sasaran dari acara ini adalah peserta memiliki bakat dan minat dakwah yang berasal dari seluruh instansi atau lembaga pendidikan yang berada dalam kawasan Jawa dan Bali.

Pada tahun ini, panitia lomba dai se-Jawa Bali hanya menerima 200 peserta yang telah mengikuti sesi technical meeting yang diadakan pada hari Ahad (14/01/18) di Gedung Lt. 3 Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng.

Dalam acara ini, banyak sekali fenomena-fenomena yang ditemukan dari peserta dai se-Jawa Bali tersebut. Mulai dari persiapan setiap peserta yang berbeda-beda, mulai dari latihan percaya diri, olah nafas, latihan penyesuaian nada bicara, dan lain-lain.

“Saya latihan hanya dua hari, dan itu sangat mendadak,” ujar M. Nahruddin Muzammil selaku peserta dari Ngoro Jombang.

Berbeda dengan Ihza yang mengaku bahwa latihannya hanya empat hari dan dirasa masih kurang persiapannya. “Saya dalam empat hari itu masih belum persiapan yang maksimal, dan jadinya pada waktu tampil masih banyak yang campur aduk dan gerogi,” akunya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Saya latihan seperti ini dalam kurun waktu satu bulan lebih dan itupun saya rasa cukup untuk tampil,” ungkap salah satu peserta asal STAIN Kediri.

Tidak hanya dalam masalah persiapan saja, masalah atribut pun turut diperbincangkan oleh tiap peserta. Terlihat pada setiap peserta memakai atribut yang mencerminkan sebagai seorang dai yang hendak berkompetisi dengan santun.

“Memang dalam masalah atribut, itu menjadi nomer satu dan harus diutamakan. Karena itu merupakan cikal bakal untuk cermin bahwa dia cocok tampil sebagai pendakwah yang budiman,” tutur Ihza, santri Muallimat Tambak Beras.

Kudaireng menjadi wadah yang menaungi para dai dan daiyah Pesantren Tebuireng untuk menjadi pendakwah yang berkompetitif dengan santun dan mampu menyampaikan dakwah dengan baik dan bisa diterima dengan mudah oleh hadirin. Hal itu terbukti dengan salah satu kesan yang disampaikan oleh peserta festival dai Tebuireng.

“Kudaireng luar biasa banget, semoga ke depannya bisa menjadi tonggak untuk umat di bumi ini,” ujar Mastur, salah satu peserta festival dai.


Pewarta: Mochammad Tajuddin

Editor/Publisher: Munawara MS