
Oleh: Albii*
Pesta politik selalu menjadi periode yang menarik namun juga penuh dengan ketidakpastian. Saat para calon bersaing untuk mendapatkan perhatian rakyat, janji-janji manis seringkali menjadi senjata utama mereka. Namun, ketika calon terpilih dan menjabat, realitasnya seringkali berbeda.
Banyak dari janji-janji tersebut tidak terlaksana sepenuhnya atau bahkan terlupakan sama sekali. Fenomena ini telah menjadi pola umum dalam politik, di mana agenda pribadi atau kepentingan politik sering menggantikan kepentingan rakyat yang sebenarnya.
Mengenai cara memilih pemimpin yang baik untuk negara, penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor kunci. Pertama, integritas dan kejujuran adalah hal yang mutlak dalam seorang pemimpin.
Seorang pemimpin yang jujur dan terbuka akan membangun kepercayaan dengan rakyatnya dan mampu menghasilkan transparansi dalam pemerintahan.
Integritas juga mencakup kesediaan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari mereka, bukan menutup-nutupinya atau menyalahkan orang lain.
Selanjutnya, pemimpin yang efektif harus memiliki visi yang jelas dan rencana nyata untuk mewujudkannya. Visi yang memandu ke arah perubahan positif dan pembangunan yang berkelanjutan sangat penting untuk mencapai kemajuan jangka panjang bagi negara.
Namun, visi tanpa rencana tindakan konkret hanya akan menjadi slogan kosong tanpa hasil yang nyata.
Selain itu, kemampuan untuk memimpin dengan empati dan kepemimpinan yang inklusif juga sangat penting.
Seorang pemimpin yang baik harus mampu mendengarkan dan memahami kebutuhan dan aspirasi rakyatnya, serta mendorong partisipasi aktif dari semua lapisan masyarakat.
Kepemimpinan yang inklusif membangun kesatuan dan solidaritas di antara rakyat, sementara empati membantu pemimpin memahami dan merespons secara tepat terhadap tantangan dan kesulitan yang dihadapi rakyatnya.
Pemimpin yang baik juga harus memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, baik di dalam negeri maupun internasional. Kolaborasi dan diplomasi yang efektif diperlukan untuk menyelesaikan masalah kompleks dan menangani tantangan global.
Kemampuan untuk mengelola hubungan antarbangsa dengan bijaksana dan memperjuangkan kepentingan nasional tanpa mengabaikan tanggung jawab global adalah tanda dari seorang pemimpin yang bertanggung jawab.
Selanjutnya, transparansi dan akuntabilitas adalah prinsip-prinsip kunci dari kepemimpinan yang baik. Seorang pemimpin yang transparan akan terbuka terhadap publik tentang kebijakan dan keputusan yang mereka buat, serta memberikan penjelasan yang jelas tentang alasan di balik keputusan tersebut.
Selain itu, akuntabilitas adalah penting untuk memastikan bahwa pemimpin bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka, dan siap menerima konsekuensi dari kesalahan atau kegagalan.
Terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya, adalah keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan dan keputusan sulit. Seorang pemimpin yang baik harus memiliki keberanian untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk kepentingan jangka panjang negara, bahkan jika itu tidak selalu populer atau mudah dilakukan.
Kemampuan untuk tetap teguh dalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang benar akan membantu membangun kepercayaan dan penghargaan dari rakyatnya.
Sehingga, memilih pemimpin yang baik untuk negara adalah tanggung jawab bersama dari semua warga negara.
Kita perlu melihat melebihi janji-janji manis dan retorika politik, dan menggali lebih dalam untuk menilai integritas, visi, kepemimpinan, empati, kolaborasi, transparansi, akuntabilitas, dan keberanian calon pemimpin.
Dengan pemimpin yang memiliki ciri-ciri ini, kita dapat mengharapkan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan bagi negara kita.
*Mahasiswa Unhasy.