Tebuireng.online- Peristiwa pembakaran bendera yang mencantumkan kalimat لا إله إلا الله محمد رسول الله atau yang dikenal sebagai bendera dari organisasi massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menyebabkan kegaduhan publik. Tindakan yang dilakukan oleh oknum Banser kabupaten Garut pada acara Hari Santri Nasional (HSN) banyak menuai tanggapan dari berbagai pihak. Salah satunya dari Pesantren Tebuireng yang menyampaikan tanggapannya pada Sabtu (27/10/2018).
Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Salahuddin Wahid, yang didampingi oleh Dr. Mif Rohim selaku Ketua Pusat Kajian Hasyim Asy’ari serta KH. Abdul Hakim Mahfudz selaku wakil pengasuh Pesantren Tebuireng menyampaikan tanggapannya atas kejadian yang sempat membuat gaduh negara.
Dalam konferensi pers yang dilakukakn di Ndalem Kasepuhan Pesantren Tebuireng, Gus Sholah mengharap masyarakat tidak terpancing dan tetap tenang. “Saya harap masyarakat tetap tenang, tidak ada kegaduhan dan tindakan saling menyerang dan provokasi,” ungkapnya.
Beliau juga tidak dapat menyebutkan penyebab dari tindakan ini. “Saya tidak dapat memastikan apa ada kaitannya dengan politik, yang pasti sebabnya banyak,” imbuhnya.
Gus Sholah juga berharap pihak kepolisian untuk segera menindaklanjuti proses hukum secara tuntas dan mencari tahu bagaimana ada penyusup di acara HSN. Beliau juga memberitahukan kepada khalayak agar dapat belajar dari kejadian ini, yakni tidak menanggapi setiap kejadian dengan tergesa-gesa.
Pewarta: Anik Wusa
Editor/Publisher: RZ