tebuireng.online–Terkait pemberitaan oleh beberapa media online mengenai adanya “penculikan”  peserta Muktamar NU ke-33 ke pemondokan pesantren lain (tuan rumah)  yang ditunjuk oleh panitia perlu diklarifikasi agar tidak menjadi bola salju yang semakin membesar nantinya. Sebab muktamar kali ini harus dijauhkan dari hal-hal yang berbau negatif dan profokatif.

Seperti yang dilansir dalam konferensi pers panitia Syaifullah Yusuf dan Imam Aziz selaku panitia muktamar ke-33 NU (8/2) di Media center Muktamar, bahwa peserta yang seharusnya tinggal di pemondokannya masing-masing  dikabarkan ‘hilang’ dari tempat yang disediakan di pesantren-pesantren dan “pindah” ke pemondokan lain dan tendensi merujuk ke Pesantren Tebuireng. Sehingga menimbulkan hembusan isu persaingan yang tidak sehat dari para calon pimpinan NU.

Menanggapi hal tersebut Gus Sholah selaku pimpinan Pesantren Tebuireng dalam konferensi pers di Media Center Muktamar berlokasi di SMAN 1 Jombang  menjelaskan bahwa banyak peserta muktamirin ternyata meminta dan memohon ijin tinggal di Pesantren Tebuireng karena alasan historis, ingin dekat dengan makam pendiri Nahdlatul Ulama Hadratussyech Hasyim Asy’ari dan Gus Dur.

Selain itu, banyak dari peserta muktamirin yang lebih ingin berziarah dan bertawassul di Maqbaroh Pesantren Tebuireng setiap saat.  Tentunya keinginan peserta yang memilih menetap di Tebuireng tidak dapat dicegah dan disalahkan. Panitia lokal Muktamar di Pesantren Tebuireng bahkan tidak menduga bahwa mayoritas peserta Muktamar NU lebih memilih tinggal di Tebuireng. Sehingga kemudian panitia lokal muktamar Pesantren Tebuireng turut membantu fasilitas akomodasi seperti makan dan minum dengan menambah fasilitas makanan dan pemondokan.

Beberapa magnet Pondok Pesantren Tebuireng selain  makam pendiri NU juga ingin melihat perkembangan Museum Islam Nusantara Hasyim Asy’ari  dan tentunya hiburan Expo dan serba-serbi muktamar menjadi daya tarik plus-plus di Tebuireng.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Oleh karena itu, sekali lagi diharapakan para muktamirin dan masyarakat tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang profokatif dan menjatuhkan satu sama lain. Tentunya peran media sangat penting dan tidak selayaknya ditelan mentah-mentah. (MSP/Lutfi)