masyarakat rohingya di indonesia

Kasus pengungsi Rohingya di Indonesia menjadi sorotan dunia. Banyak pihak yang menganggap bahwa pengungsi Rohingya hanya membutuhkan dukungan agama saja. Namun, apakah hal ini masih relevan? Ataukah sebaiknya dukungan dari lembaga negara lebih penting bagi mereka?

Perlu diketahui bahwa jumlah pengungsi Rohingya yang ada di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, tercatat sebanyak 13.370 pengungsi dari Rohingya yang tinggal di Indonesia. Mereka kebanyakan tinggal di Sumatera, khususnya Aceh, dan sebagian kecil lainnya di Kalimantan dan Jawa.

Mengingat jumlah pengungsi Rohingya yang banyak ini, tentu saja perlu dukungan dari banyak pihak. Namun, pertanyaannya adalah apakah dukungan agama sangat diperlukan bagi mereka? Jawaban atas pertanyaan ini tentunya tergantung pada sudut pandang masing-masing.

Sebagian besar masyarakat Indonesia adalah penganut agama Islam, dan Aceh sendiri sering disebut sebagai jantungnya Islam di Indonesia. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak yang mempertanyakan apakah lebih penting memberikan dukungan agama kepada pengungsi Rohingya, ketimbang dukungan dari lembaga negara.

Namun, perlu diketahui bahwa pengungsi Rohingya bukan hanya memerlukan ‘obrolan ringan’ di tengah kopi. Mereka membutuhkan akses terhadap pemerintah, yaitu lembaga negara. Hal ini tentunya tidak hanya untuk menjamin hak mereka sebagai pengungsi dan hak asasi manusia, tapi juga untuk memastikan bahwa mereka selalu diberikan perlindungan dan jaminan keamanan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dukungan dari lembaga negara juga diperlukan ketika mempertimbangkan faktor keamanan dan kesehatan. Setiap pengungsi tentunya harus menjalani proses penerimaan dan pemindahan di tempat penampungan resmi. Berdasarkan data dari Kementerian Sosial pada tahun 2020, tercatat 9.000 pengungsi Rohingya telah terdaftar sebagai penerima bantuan dari pemerintah pusat. Pada tahun yang sama, pemerintah juga membangun kamp-kamp pengungsi Rohingya yang lebih memadai di beberapa wilayah Aceh.

Namun, meskipun demikian, terdapat berbagai tantangan yang masih harus dihadapi. Pengungsi yang tinggal di luar kamp-kamp resmi pada umumnya lebih mudah menjadi sasaran tindak kriminal, teroris, atau bahkan eksploitasi seksual yang dilakukan oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab.

Ketika kita memperhatikan kondisi ini secara lebih detail, maka dapat kita lihat bahwa dukungan agama saja jelas tidak cukup. Masyarakat Rohingya di Indonesia memerlukan dukungan dari pemerintah dan lembaga negara untuk menjamin hak-hak mereka dan juga keamanan mereka.

Namun itu tidak berarti bahwa dukungan agama tidak penting, karena iman dan keyakinan dalam agama bagi pengungsi Rohingya dapat menjadi pendorong untuk tetap menjaga semangat dan harapan mereka dalam menghadapi situasi yang sangat sulit. Hal ini juga bisa berdasarkan pengakuan dari beberapa pengungsi Rohingya di Indonesia.

Dapat kita katakan bahwa dukungan agama dan dukungan dari lembaga negara sama-sama penting bagi masyarakat Rohingya di Indonesia. Terlepas dari agama mereka, mereka tetaplah sebagai manusia yang memerlukan perlindungan dan bantuan yang sama dari lembaga negara. Tentunya, kita sebagai masyarakat Indonesia harus melihat bahwa permasalahan ini adalah permasalahan kemanusiaan, yang memerlukan kerja sama dari semua pihak baik pemerintah, masyarakat, dan lembaga non-pemerintah untuk memberikan dukungan sesuai dengan kapasitas masing-masing.

Tidak hanya itu, kita juga perlu memperhatikan fakta bahwa masalah Rohingya tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tapi juga di negara-negara tetangga. Berdasarkan data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tercatat lebih dari 800.000 pengungsi Rohingya tersebar di Bangladesh, Thailand, dan Malaysia.

Oleh karena itu, dukungan dari Indonesia sebagai negara yang berdekatan dengan negara-negara tersebut juga sangat diperlukan. Sebagai negara yang memiliki peran sebagai pemimpin regional dan aktor penting di dunia internasional, Indonesia dapat memberikan sumbangsih dalam menyelesaikan konflik Rohingya di tingkat regional dan internasional.

Hal ini tentunya tidak hanya terbatas pada dukungan finansial atau materi, tapi juga dukungan diplomasi dan kebijakan kemanusiaan dari pemerintah Indonesia untuk memperjuangkan hak-hak pengungsi Rohingya di forum-forum internasional.

Dalam konteks ini, Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk menyelesaikan konflik Rohingya. Pada awal 2021, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, berhasil memimpin konferensi mengenai Rohingya yang diselenggarakan oleh kelompok negara-negara Friends of the Chair on Rakhine State di ASEAN.

Dalam konferensi itu, Indonesia berhasil mencapai kesepakatan untuk mendukung proses repatriasi dan rehabilitasi pengungsi Rohingya di Myanmar dan sekitarnya. Meski masih banyak tantangan di depan, namun kesepakatan tersebut dapat menjadi langkah awal penting dalam menyelesaikan konflik Rohingya di tingkat regional.

Dalam konteks di Indonesia, dukungan agama dan dukungan lembaga negara, haruslah digabungkan dengan baik. Kita tidak boleh memandang Rohingya hanya dari satu sudut pandang, yaitu sebagai pengungsi yang memerlukan dukungan agama semata. Kita juga tidak boleh memandang hanya dari sudut pandang lembaga negara saja.

Sebagai contoh, Aceh sebagai pusat pemerintahan Sharia di Indonesia, ternyata juga telah memberikan dukungan pada pengungsi Rohingya melalui program-program yang disusun oleh pemerintah setempat. Program-program ini mencakup pemberian bantuan keuangan, kamp pengungsian, perlindungan hak dan keamanan, serta akses pendidikan bagi anak-anak pengungsi Rohingya.

Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah dan masyarakat Aceh tidak hanya berfokus pada dukungan agama saja, tapi juga memastikan bahwa pengungsi Rohingya mendapatkan dukungan yang diperlukan sebagai warga yang masih membutuhkan bantuan dan perlindungan.

Dalam hal ini, dukungan dari masyarakat juga harus diperhatikan. Sebagaimana diketahui, masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan penuh empati. Oleh karena itu, dukungan dari masyarakat dalam bentuk donasi, relawan, kampanye sosial, atau penggalangan dana juga sangat diharapkan untuk membantu pengungsi Rohingya dan lembaga-lembaga yang terlibat dalam upaya penanganannya.

Dengan demikian, masalah Rohingya di Indonesia dan negara lainnya merupakan permasalahan kemanusiaan yang kompleks dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Dukungan agama dan dukungan lembaga negara sama-sama penting dalam menyelesaikan konflik ini, dan tidak boleh dipandang dari sudut pandang yang terpisah-pisah. Kita sebagai masyarakat Indonesia juga harus terus memperjuangkan hak-hak manusia, dan memberikan dukungan yang dibutuhkan bagi pengungsi Rohingya, baik dalam bentuk moral maupun material.

Ditulis oleh Selvi Rahma Gusni