
Oleh : Lian*
Kata semangat yang selalu terucapkan
doa-doa yang selalu dipanjatkan
raungan dan rintihan yang selalu dialunkan di setiap ruangan
harapan yang selalu menjadi alasan mereka bertahan
air mata dan keluh kesah kepada pahlawan berjas putih
pasrah dan cemas menjadi rutinitas setiap hari
menghitung hari demi hari yang mereka lewati
menjadi kebiasaan yang mereka jalani
senyuman yang melambangkan kekuatan
kabar baik yang selalu ingin mereka dengarkan
takdir tuhan yang selalu menjadi ke ikhlasan
keyakinan yang selalu ada titik terang
di balik jendela rumah sakit
aku mendengar rintihan yang begitu mendalam
di balik jendela rumah sakit
aku mendengar sebuah harapan dan doa
**********
Sembako untuk Emak
Bidadari yang tiada henti mengerjakan tugasnya
di setiap mentari mulai muncul
dan embun yang mulai membasahi dedaunan
ku melihat punggung bidadari itu yang mulai rapuh karna di makan usia
mengusap peluh keringat yang mulai membasahi pelipisnya
raut wajah yang tampak gelisah dan sedih
memandangi gentong yang sudah mulai menipis isinya
hanya ada air mata yang bercampur peluh
membasahi pipinya yang agung
hati yang tak kuasa menahan ketidakberdayaan
puing puing rindu yang selalu menghantui
akan buah hati yang rela jauh darinya.
*********
Akhir Kisah
Tangisan yang tiada henti diluapkan
menggema di setiap sudut ruangan
alunan ayat al Quran yang beriringan
doa yang tiada henti dipanjatkan
membuat goresan yang dalam di hati
bagaikan pesisir yang di hantam tsunami
bagaikan petir yang menghancurkan disiang hari
keikhlasan yang terus dipaksa untuk menguasai hati
akankah ini menjadi akhir dari kisahnya?
pasrah dan egois saling menguasi pikiran
dihadapkan sebuah kenyataan yang memilukan
ketakutan yang selalu bergentayangan
terlalu lama mereka menahan sakit
terlalu lama juga mereka berharap
kini dia sudah pergi
meninggalkan kenangan yang abadi
*Mahasiswa KPI Unhasy Jombang.