Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Polisi Drs. Machfud Arifin, S.H., bersilaturahmi pada Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid pada Jumat (03/02/2017) malam di Ndalem Kasepuhan. (Foto: Abror).

tebuireng.online—Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Drs. Machfud Arifin, S.H., bersilaturahmi pada Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid pada Jumat (03/02/2017) malam di Ndalem Kasepuhan. Kedatangan Kapolda didampingi oleh Kapolres Jombang, AKBP Agung Marlianto dan Bupati Jombang, Nyono Suherli, dan beberapa pejabat kepolisian lainnya.

Beberapa keluarga dan pengurus Tebuireng hadir serta ikut menyambut kedatangan rombongan Kapolda, di antaranya Nyai Hj. Faridah, H. Abdul Ghofar, KH. Abdul Hadi, KH. Irfan Yusuf, KH. Hasyim Karim, H. Baidlowi Yusuf, H. Nur Hidayat, H. Lukman Hakim, H. Kusnadi, Ustadz Iskandar, dan beberapa keluarga dan pengurus lainnya.

Kapolda yang baru dilantik pada 4 Januari lalu tersebut datang dengan maksud ingin bersilaturahmi sekaligus meminta nasihat dan wejangan Gus Sholah terkait beberapa isu nasional yang berkembang termasuk tentang isu SARA dan politik yang sedang hangat saat ini. Mantan Kapolres Batu tersebut meminta pendapat Gus Sholah tentang isu Pilkada DKI yang dibawa-bawa ke ranah SARA.

Menurut Gus Sholah, terdapat pergeseran di masyarakat yang kurang ditanggapi secara cepat oleh Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sebagai dua Ormas Islam terbesar di Indonesia sehingga dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok lain untuk melakukan kegiatan-kegaitan yang telah terjadi pada kurun waktu beberapa bulan terakhir, seperti aksi Bela Islam 1-3.

Namun, kekhawatiran Kapolda tersebut berusaha ditenangkan oleh Gus Sholah dengan mengatakan bahwa Jawa Timur masih relatif aman dalam hal kasus-kasus intoleransi dan kekerasan atas nama agama dibandingkan dengan Jawa Barat dan DKI Jakarta. Hal itu dibenarkan oleh Kapolda bahwa Jawa Barat merupakan daerah yang menjadi tanda merah bagi kepolisian soal intoleransi.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Dari dulu, Pak, kalau Jabar itu. DII/TII itu kan Jabar, yang menang dulu kan Masyumi dari pada NU di Jabar,” terang Gus Sholah kepada Kapolda. Perbincangan antara keduanya masih berlanjut di meja makan di Ndalem Kasepuhan Pesantren Tebuireng.

Selain itu, untuk masalah pendataan kiai dan pengasuh pesantren yang dilakukan kepolisian di sejumlah daerah dibenarkan oleh Kapolda. Namun, ia menepis tujuan dari pendataan itu adalah untuk hal-hal yang diberitakan di sejumlah media, seperti disamakan dengan pendataan yang dilakukan oleh PKI pada masa lampau. Kapolda menerangkan bahwa hal itu hanya untuk jalin silaturahmi kepolisian dengan kiai-kiai pesantren yang berpengaruh, bukan untuk hal lain.

Usai berbincang-bincang dengan Gus Sholah, Kapolres Jombang dan Bupati Jombang di meja makan Dalem Kasepuhan Pesantren Tebuireng, Kapolda dan rombongan berpamitan untuk pulang sekitar pukul 22.30 WIB usai prosesi penyerahan cinderamata antara kedua belah pihak.


Pewarta:         M. Abror Rosyidin

Editor:             Munawarah

Publisher:        Farha Kamalia