
Detak Jarum Jam
Saat jarum jam masih berdenting
aku masih terdiam dan tak sanggup bergeming
entah untuk berdiri ataukah kembali terbaring
hidup ini bagaikan kayu yang telah kering
saat jarum jam masih berdenting
aku masih sama, tetap terdiam dan terbaring
meratapi nasib yang lamat lamat menggiring
menggiring pada pusat tubuh ini
hingga kepala pun pusing
kembali jarum jam berdenting
aku pun memberanikan diri untuk memberontak
aku tak mau terbaring lemah
menjalani hidup yang tak seberapa penting
Derita yang Hamba
Aku tak tahu akan sampai kapan
jalan yang ku tempuh
yang sampai sekarang belum berkesudahan
aku lelah, ya aku merasa lelah
dengan semua jalan yang ku tapaki
jalan ini rumit
kefokusan harus menemani
agar kemudi ini sampai pada tujuan yang asli
tapi apakah aku bisa
bisa kah kemudi itu berjalan berselaras
antara ujian dan pikiran
aku seorang hamba
yang banyak sambat ketimbang syukurnya
padahal hidup bagaikan roda dan bagaikan mengayuh sebuah sepeda
meski aku tau
tapi aku tetap sama seperti kebanyakan manusia
selalu lupa bersyukur atas ujian serta pahala yang di terima
Merenung
Laut itu biru
dan langit itu gelap
tetapi aku disini selalu menatapnya
menanti seorang yang datang untuk menolong
dan itu lah harapan yang selalu menjadi hal yang sangat berarti
dan aku selalu berfikir
berfikir dalam diamku
menyerukan semua keluh kesahku
pada malam dan sunyinya
sambil menghirup udara pahitnya kehidupan
meski aku tau
tiada hidup yang tak berarti
tapi tuhan sangat baik
atas setiap kisah untuk setiap hambanya.
Penulis: Wan Nurlaila Putri
Editor: Rara Zarary