sumber foto: kanal youtube suara muslim tv

Oleh: Lelly Lailiyah Hakim*

Pada zaman pendudukan Hindia Belanda struktur APBN untuk non muslim itu satu juta gulden. Di sisi lain pengembangan pendidikan Islam itu 7500 gulden. Kalau melihat akhirnya Hadratussyaikh mendirikan Tebuireng, maka itu adalah satu bentuk independensi yang pasti tidak masuk APBN Hindia Belanda. Dan pesantren itu muncul karena kemandirian, dakwah, dan perjuangan untuk Izzul Islam wal Muslimin. Sumber daya manusia pesantren bisa dilihat dari beberapa tokoh yang ada, seperti KH. Wahid Hasyim, Gus Dur,  juga KH. Ma’ruf Amin.

Bicara mengenai pengembangan Sumber Daya Manudia (SDM), Pesantren Tebuireng bukan satu-satunya pesantren yang bagus. Cuma kebetulan Tebuireng menginginkan ada segitiga koneksi, yakni pengurus, santri, dan wali santri. Ada stigma dulu bahwa pesantren itu jorok, tapi sekarang lingkungan pesantren  itu diperhatikan.

Jika ditanya bagaimana mempertahankan outpun pesantren yang dari dulu dari sekarang? Jawabannya adalah pesantren tidak meninggalkan tradisi, tapi juga tidak meninggalkan zaman. Di Tebuireng sendiri ada unit pendidikan yang berbasis Pesantren Sains. Sehingga para santri dapat mengelaborasikan ayat-ayat Qur’an dengan realitas sains. Lalu pesantren juga masih mempertahankan tradisi tradisional pesantren, misal sorogan dan bandongan. Lalu, apa tujuan pengembangan sumber daya di pesantren?

Kalau menukil dawuh Gus Dur, bahwa apa pun profesi santri nanti, entah Dokter, Insiunyur, Politikus harus tetap berpikir layaknya santri yang melaksanakan sesuatu dengan hati dan ilmu. Kalau lihat kualitas sumber daya pesantren, maka lihat produknya. Contoh KH. Abdul Wahid Hasyim itu mampu menjadi panitia sembilan yang merumuskan piagam Jakarta.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Apalagi memang santri dituntut harus bisa memanage dirinya. Misal, seorang santri harus bersih baik bersih badan dan hati. Juga bagaimana agar santri itu menggunakan hati ketika belajar, para guru menggunakan hati ketika mengajar. Hal itu sebagaimana tertuang dalam Adab al-Alim wa al-Muta’allim.

Pesantren memang membangun, bukan hanya membangun pengetahuan saja, tapi juga membangun kepribadian. Itulah gambaran bagaimana pengembangan pesantren dalam menjaga kualitas sumber daya manusianya agar bermanfaat untuk umat.

*Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang.

**Disampaikan dalam acara Suara Muslim di kanal Youtube Muslim TV.

***Pentranskip: Ilvi / Indra