KH. Abu Bakar asal Bandung Jombang saat menyampaikan testimoni selaku murid langsung Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asyari di puncak peringatan harlah 120 Tahun Tebuireng, Minggu (25/08).

Tebuireng.online- Puncak Harlah Pesantren Tebuireng ke-120 tahun digelar pada Ahad (25/08/19) selepas waktu isya, pukul 19.30 WIB. Acara ini meliputi pemberian ijazah istighasah Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari oleh KH. Abdul Hakim Mahfudz dan Testimoni 4 Santri Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari yaitu KH. Affandi dari Nganjuk, KH. Ruhan Sanusi dari Ngoro Jombang, KH. Masyhudi dari Wajak Malang, dan KH Abu Bakar dari Bandung Jombang.

Peringatan harlah sudah dimulai sejak Jum’at (23/08) diadakan seminar bertema besar “Memadukan Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional” selama 3 hari berturut-turut dengan mendatangkan para tokoh nasional dan sejumlah menteri. Juga diadakanBakti Sosial yang berkerjasama dengan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), Yayasan Ponpes Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMA), dan PT. Moringa Organik Indonesia (MOI).

Acara puncak harlah bertempat di area komplek makam masyayikh  Pesantren Tebuireng. Diawali pembacaan istighasah oleh KH. A. Syakir Ridwan. Disusul dengan pemberian ijazah istighasah oleh KH. Abdul Hakim Mahfudz. Berlanjut pembacaan ayat suci al-Quran oleh Ustadz Rendi dan sambutan dari ketua panitia harlah, KH. A. Halim Mahfudz.

Acara berikutnya yaitu testimoni dari santri langsung KH. M. Hasyim Asy’ari. Pertama disampaikan oleh KH. Abu Bakar dari Diwek, Jombang.

“Saya menceritakan waktu ketika saya dipanggil Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari. Saya setelah disini, mulai tingkat awal (shifr), kelas satu, kelas dua, kelas tiga, dan kelas empat, lima, enam di Madrasah Salafiyah. Saya dari kelas awal selalu sarungan dan kopyahan. Tidak boleh kalau tidak berkopyah. Sehingga kalau tidak berkopyah akan dioloki temannya ‘kamu seperti Belanda’. KH. Hasyim Asy’ari dijuluki para kiai sebagai wali autad. Oleh karena itu perjuangannya lillahi ta’ala. Benar-benar perjuangan karena Allah ta’ala. Tidak karena apa-apa,” penjelasan KH. Abu Bakar yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia dari bahasa Jawa.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kemudian sesi pertanyaan. Pertama, oleh Bapak Farichin Ichwan atas nama perwakilah guru yang menanyakan cara pembelajaran Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari sehingga melahirkan banyak ulama yang sangat alim. Kedua, dari perwakilan pengurus yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Malik yang menanyakan kesan dari KH. Affandi Nganjuk kepada Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari. Ketiga, dari perwakilan santri oleh Ananda Adzaki kepada KH. Ruhan Sanusi yang bertanya masalah jama’ah yang tidak berjama’ah dihukum mencium pantat sapi.

“Waktu itu hadratussyiakh Hasyim Asy’ari ini sangat ketat sekali menjaga santri-santri supaya berjama’ah, sangat ketat sekali. Beliau betul-betul tidak hanya mengisi ilmu-ilmu lahiriah saja, tapi juga beliau mengisikan ilmu-ilmu rohani, ilmu yang mendekatkan diri kepada Allah. Buktinya tadi. Istighatsah yang beliau susun dari sisi kehidupan beliau,” ujar KH. Ruhan Sanusi.

Kemudian penutupan harlah 120 tahun Pesantren Tebuireng dan pengumumah porsi haji oleh ketua majelis keluarga, KH. Hasyim Karim.

“Pada malam hari ini serangkaian acara hari ulang tahun 120 tahun Pesantren Tebuireng telah selesai dengan paripurna. Perlu diketahui saya ditugasi oleh pengasuh KH. Salahuddin Wahid. Sebelum penutupan ini saya bisa memberi pengumuman terkait penghargaan guru dan karyawan yang mendapat anugerah daftar haji. Ini merupakan hasil rapat tim. Berdasarkan hasil tim seleksi pada hari Sabtu, 24 Agustus 2019 jam 11.30 WIB. Tempat di ruang rapat gedung Yusuf Hasyim. Telah menetapkan guru dan karyawan yang mendapat anugrah daftar haji pada 120 tahun Pesantren Tebuireng sebagai berikut, yang pertama adalah bapak Saumaghadim adalah petugas kebersihan Pondok Pesantren Tebuireng. Berikutnya Ustadz Su’udi, beliau ini adalah guru SMP A. Wahid Hasyim, Mu’alimin, dan pengurus pondok . Yang ketiga Ustadz Abdul Hafidz, guru BK Madrasah Aliyah Tebuireng,” ucap KH. Hasyim Karim.

Acara ditutup dengan pembacaan do’a oleh KH. Taufiqurrahman dan KH. Masduki al-Hafiz. Dilanjut pemutaran video kilas balik Pesantren Tebuireng yang disembahkan oleh Rumah Produksi Tebuireng dan Kopiireng dan video dokumenter rangkaian acara peringatan 120 tahun Pesantren Tebuireng.


Pewarta: Seto

Publisher: MSA