KEHAMPAAN
Oleh: Qurrotul Adawiyah*
Siapa yang patut dibenci?
setelah segala waktu terlampaui
tak ada hasil memperbaiki diri
hari-hari berlalu begitu cepat
kesibukan mengikat tanpa arah yang pasti
terperangkap dalam kebingungan
tak mampu membagi waktu dengan bijak
namun, ada peluang dalam bersajak pagi ini
baru kali ini
sejenak saja tak banyak
dunia seakan mencela dengan kata-kata tajam
namun, bagaimana harus memulai?
segalanya runtuh dan hening
namun, tetaplah bersuara
dalam keheningan yang sunyi
PASRAH ATAS KEKECEWAAN
Aku tak tahu nyatanya harus seperti apa
semuanya mematikan kata
memuakkan perjumpaan
mengiyakan yang tak terlalu banyak penuntutan
bahkan tak segan menolak permintaan yang
semestinya menjadi tanggung jawab
dari adanya aku sekarang
tiada memahami akan segalanya
lantas apa iya aku membencinya?
yakinku tak bisa menuntaskan jika melakukannya
bukan tentang rasa tega dan rasa dendam
namun, kini semuanya spontan terjadi dari rasa sakit
yang kesekian kalinya dipaksa untuk baik-baik saja
akibat memberikan kesempatan untuk perbaikan yang
kesekian tapi disia-siakan
maaf kini aku pasrah
butuh jeda untuk menyembuhkannya
kasih sayangku runtuh
jiwaku lemah entah harus bagaimana cara
mengendalikan kalian yang banyak
harapan dan tak semestinya kulepaskan
*Mahasantri Tebuireng.