Sebuah ilustrasi ketenangan di malam bulan Ramadan. (sumber: radarbojonegoro)

Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah, di mana umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Puasa tidak hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga merupakan waktu untuk memperbaiki diri, menyucikan jiwa, serta memperdalam hubungan dengan Sang Pencipta. Puasa menjadi sarana untuk mengendalikan hawa nafsu dan membersihkan hati dari segala penyakit, baik itu berupa kebencian, kesombongan, atau bahkan kedengkian terhadap sesama.

Di bulan yang penuh rahmat ini, ada satu malam yang sangat istimewa, yaitu malam Lailatul Qadar. Malam ini, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an, lebih baik dari seribu bulan. Allah menurunkan Al-Qur’an pada malam tersebut, memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk mendapatkan ampunan dan keberkahan yang luar biasa.

Lailatul Qadar menjadi waktu yang sangat dinanti-nanti oleh setiap Muslim, karena pada malam ini doa-doa yang dipanjatkan memiliki kemungkinan besar untuk dikabulkan. Dalam hadits Rasulullah SAW, beliau mengajarkan agar umat Islam mencari malam Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil, seperti malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29.

Baca Juga: Empat Amalan untuk Meraih Kemuliaan Malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar bukan hanya sekadar malam untuk beribadah lebih giat, tetapi juga merupakan kesempatan untuk mendapatkan ampunan dari Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Allah berjanji dalam Al-Qur’an bahwa siapa pun yang berdoa pada malam tersebut dengan penuh keikhlasan, maka dosanya akan diampuni. Namun, meskipun malam tersebut begitu istimewa, ada beberapa kondisi yang dapat menghalangi seseorang dari mendapatkan ampunan Allah, bahkan pada malam yang penuh berkah itu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Empat Golongan yang Tidak Mendapatkan Ampunan pada Lailatul Qadar

Dalam kitab Al-Ghunya karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, dijelaskan bahwa ada beberapa golongan yang tidak akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT pada malam Lailatul Qadar, meskipun mereka mungkin beribadah dengan giat dan penuh harapan. Ini adalah peringatan penting bagi kita semua untuk memurnikan niat dan memperbaiki diri sebelum memasuki malam yang penuh rahmat tersebut. Adapun empat golongan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Orang yang Mabuk-mabukan atau Minum Khamar

Mabuk-mabukan atau minum khamar (alkohol) adalah salah satu dosa besar yang sangat dilarang dalam Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Ma’idah (5:90), “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan”. Khamar dapat merusak akal, hati, dan pikiran seseorang. Orang yang dalam keadaan mabuk akan kehilangan kesadaran, dan ini berbahaya karena dapat mengarah pada tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti perbuatan dosa dan maksiat lainnya.

  1. Orang yang Durhaka kepada Kedua Orangtuanya

Durhaka kepada orang tua adalah salah satu dosa yang sangat besar dalam Islam. Dalam banyak ayat Al-Qur’an, Allah SWT mengingatkan kita untuk berbakti kepada orang tua. Allah berfirman dalam surah Al-Isra’ (17:23), “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” Begitu besar kedudukan orang tua dalam Islam, sehingga Rasulullah SAW pun bersabda, “Ridha Allah terletak pada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan orang tua” adalah bunyi hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Hakim, dan Ibnu Hibban.

Seseorang yang durhaka kepada orang tuanya, meskipun ia menjalankan ibadah puasa dan melakukan banyak amal ibadah lainnya, tetap akan terhalang dari ampunan Allah pada malam Lailatul Qadar. Poin ini menjadi sangat penting bagi setiap Muslim untuk senantiasa menjaga hubungan baik dengan orang tua dan berusaha untuk menyenangkan hati mereka selama mereka masih hidup.

  1. Orang yang Tidak Rukun dan Memutus Tali Persaudaraan

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menjaga hubungan silaturahim dan hidup rukun. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi” (Bukhari dan Muslim). Memutuskan tali persaudaraan dan bersikap keras terhadap saudara-saudara sesama Muslim merupakan perbuatan yang sangat tercela di hadapan Allah.

Baca Juga: Merasa Banyak Dosa? Inilah Ramadan Bulan Penuh Ampunan

Ketika seseorang terjebak dalam kebencian dan permusuhan yang berkepanjangan, maka meskipun ia beribadah dengan tekun, hatinya tetap tertutup dari rahmat Allah. Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan keberkahan, namun jika seseorang masih enggan untuk berdamai dengan saudaranya atau terus-menerus memutuskan silaturahim, maka ampunan Allah tidak akan diberikan kepada orang tersebut. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk saling memaafkan dan menjaga perdamaian di antara sesama.

  1. Orang yang Masih Memendam Dendam terhadap Saudaranya

Dendam adalah penyakit hati yang dapat menghancurkan hubungan antar sesama. Dalam Islam, sangat ditekankan untuk membersihkan hati dari perasaan buruk terhadap orang lain. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, dan saling memutuskan hubungan. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara” hadis riwayat Bukhari dan Muslim.

Orang yang masih memendam dendam, tidak mampu memaafkan kesalahan orang lain, dan terus menerus merasa tertekan oleh perasaan negatif, maka ia akan terhalang dari mendapatkan ampunan Allah. Bahkan, pada malam Lailatul Qadar yang seharusnya menjadi malam penuh rahmat, orang yang terus menyimpan dendam akan melewatkan kesempatan besar untuk mendapatkan pengampunan dari Allah. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Al-Ghunya mengingatkan kita untuk membersihkan hati dari perasaan dendam agar kita dapat meraih keberkahan dan ampunan di malam yang agung tersebut.

Dalam menjalani bulan Ramadan, kita seharusnya tidak hanya fokus pada puasa fisik, tetapi juga pada pemurnian hati dan tindakan kita sehari-hari. Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan ampunan, namun ampunan tersebut tidak diberikan kepada mereka yang tetap berada dalam keburukan seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Baca Juga: Meraih Rahmat Allah dalam 10 Hari Pertama Ramadan

Kita harus menyadari bahwa Lailatul Qadar adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan. Oleh karena itu, marilah kita semua berusaha untuk memperbaiki diri, menjaga hubungan baik dengan orang tua, saudara, dan sesama, serta menjauhkan diri dari segala bentuk kemaksiatan. Semoga kita dapat meraih ampunan dan keberkahan dari Allah pada malam yang mulia ini, serta menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan-Nya.



Penulis: Albii