
Tebuireng.online– Dalam sebuah seminar dan bedah buku ‘Biografi KH. M. Yusuf Hasyim, Kiai Militer Pengawal Ideologi NKRI Berbasis Pesantren’, yang dilaksanakan di Pesantren Tebuireng, Prof. Dr. Asep Saifuddin Chalim, putra dari KH. Abdul Halim, berbicara mengenai proses pengusulan gelar pahlawan untuk ayahnya dan juga pengusulan gelar pahlawan untuk Kiai Yusuf Hasyim. Seminar ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya untuk mengenang jasa-jasa Kiai Yusuf Hasyim, seorang ulama dan tokoh militer yang banyak berjasa bagi bangsa.
Dalam kesempatan itu, sosok Kiai NU yang kharismatik itu memaparkan, perjalanan panjang yang dilaluinya saat mengusulkan gelar Pahlawan Nasional kepada ayahnya, KH. Abdul Halim. Ia menceritakan pengalaman enam tahun yang lalu saat Ibu Hj. Khofifah Indar Parawansa mengusulkan agar ayahnya mendapatkan gelar tersebut. Tak lama setelah itu, pihak Dinas Sosial Cirebon datang untuk mengusulkan KH. Abdul Halim sebagai Pahlawan Nasional, dan meminta Prof. Asep untuk menjadi narasumber dalam seminar-seminar yang dilaksanakan.
Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah itu, melanjutkan ceritanya, menjelaskan bagaimana pengusulan gelar tersebut melalui proses panjang yang tidak mudah. “Kami harus menghadapi seleksi ketat, dengan hanya lima orang yang dapat diajukan untuk gelar tersebut. Namun, berkat argumentasi yang jelas dan ulet, akhirnya ayah saya diusulkan dan diterima sebagai Pahlawan Nasional,” katanya dalam seminar pengusulan gelar Pahlawan Nasional untuk KH. Yusuf Hasyim, Senin (3/2/2025) di Pesantren Tebuireng.
Baca Juga: Fadli Zon Nyatakan Dukungan Gelar Pahlawan Nasional untuk Kiai Yusuf Hasyim
Proses ini, menurutnya, bukan hanya bentuk bakti kepada orang tua, tetapi juga sebagai contoh nyata bagaimana niat baik dan upaya keras dapat menghasilkan hasil yang besar. Prof. Asep juga menyebutkan bahwa pengusulan ini tidak hanya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, tetapi juga dokumentasi dan data yang memadai.
Dalam ceritanya, saat itu salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah kurangnya buku yang mendukung pengusulan untuk gelar atas ayahnya, dengan hanya satu buku yang ditulis oleh ayahnya sendiri. Berbagai seminar yang dilakukan menghasilkan kompilasi yang nantinya akan diterbitkan sebagai bahan untuk mendukung pengusulan.
Selain membahas pengusulan gelar pahlawan untuk KH. Abdul Chalim, Asep juga menyoroti pentingnya pengusulan gelar pahlawan untuk Kiai Yusuf Hasyim. “Tahun ini, salah satu tokoh yang bisa diusulkan adalah Kiai Yusuf Hasyim, yang dikenal sebagai seorang ulama dan juga tokoh militer yang banyak berjasa. Proses pengusulannya masih terbuka hingga akhir Maret 2025,” ujar Asep.
Ia memohon agar data untuk pengusulan gelar bagi Kiai Yusuf Hasyim agar disempurnakan, “dan saya akan memfasilitasi proses ini, termasuk di rumah saya jika diperlukan. Setiap penulisan buku yang terkait dengan perjuangan ini, akan saya fasilitasi umrah jika YH (yang diusulkan) berhasil mendapatkan gelar Pahlawan Nasional,” tegasnya.
Baca Juga: Prof. Usep Abdul Matin Paparkan Proses Pengajuan Gelar Pahlawan Nasional KH. Yusuf Hasyim
Dalam kesempatan ini, pihaknya menegaskan pentingnya kerja sama semua pihak dalam memperjuangkan gelar Pahlawan Nasional. “Kami berharap segala upaya ini dapat berhasil dan gelar pahlawan untuk Kiai Yusuf Hasyim dapat segera terealisasi,” tambahnya.
Seminar yang dihadiri oleh berbagai tokoh dan masyarakat ini bertujuan untuk menggalang dukungan dalam pengusulan gelar pahlawan untuk Kiai Yusuf Hasyim. Ke depan, Asep dan timnya akan terus berupaya untuk melengkapi persyaratan yang dibutuhkan, serta mendampingi proses pengusulan yang semakin diperluas.
“Jika niat kita ikhlas, segala halangan pasti bisa kita lewati, seperti perahu yang bisa berlayar di padang pasir,” tutup Asep, memberikan semangat kepada semua yang hadir dalam seminar tersebut.
Pewarta: Yuniar Indra