Setiap Nabi dan Rasul ketika diutus pasti mempunyai umat sendiri, tak terkecuali Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam Sang Rasul terakhir. Beliau diutus di jazirah Arab yang pada waktu itu terkenal dengan sebutan Arab jahiliyah. Ajaran/syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad tidak hanya berlaku atau khusus kepada masyarakat Arab saja melainkan kepada seluruh umat manusia yang hidup setelah wafatnya Nabi sampai hari kiamat. Oleh karena itu, kita sebagai muslim yang hidup di zaman sekarang juga termasuk golongan umat Nabi Muhammad.

Umat Nabi Muhammad merupakan umat yang terbaik daripada umat-umat terdahulu, hal ini dikarenakan pribadi Rasulullahlah yang menjadikan kita sebagai umatnya menjadi umat terbaik. Nabi Muhammad sangat dicintai oleh Allah SWT, sampai-sampai beliau punya gelar habibullah (kekasih Allah). Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:

إِنِّي أَبْرَأُ إِلَى اللهِ أَنْ يَكُونَ لِي مِنْكُمْ خَلِيلٌ، فَإِنَّ اللهِ تَعَالَى قَدِ اتَّخَذَنِي خَلِيلًا، كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا

Sesungguhnya aku berlepas diri kepada Allah dari menjadikan salah seorang di antara kalian sebagai sahabat dekat, karena sesungguhnya Allah Ta’ala telah menjadikanku sebagai sahabat dekat, sebagaimana Ia menjadikan Ibrahim sebagai sahabat dekat.[1]

Dalam al-Quran surat Ali Imran ayat 110, Allah SWT juga berfirman kalau umat Nabi Muhammad adalah umat yang tebaik.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.[2]

Imam Nawawi al-Jawi dalam kitab tafsirnya Marah Labid mengutip perkataan Imam Qatadah bahwasannya kata khaira ummah maksudnya adalah umat terbaik yakni umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam:

وقال قتادة: هم أمة محمد صلّى الله عليه وسلّم لم يؤمر نبي قبله بالقتال فهم يقاتلون الكفار فيدخلونهم في الإسلام فهم خير أمة للناس

Dan kata Qatadah: Mereka adalah umat Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Tidak ada nabi sebelum beliau yang diperintahkan untuk berperang. Mereka berperang melawan orang-orang kafir untuk memasukkan mereka ke dalam Islam. Mereka adalah sebaik-baik umat bagi manusia.[3]

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim Nabi Muhammad pernah bersabda tentang salah satu privilege (hak istimewa) yang dimiliki umat ini.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْنُ الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ فَاخْتَلَفُوا فَهَدَانَا اللَّهُ لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنْ الْحَقِّ فَهَذَا يَوْمُهُمْ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ هَدَانَا اللَّهُ لَهُ قَالَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فَالْيَوْمَ لَنَا وَغَدًا لِلْيَهُودِ وَبَعْدَ غَدٍ لِلنَّصَارَى

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah bersabda, “Kita (umat Muhammad) adalah yang terakhir (datang ke dunia), tetapi yang terdahulu (diadili) pada hari kiamat. Kita adalah yang paling dahulu masuk surga, padahal mereka diberi kitab lebih dahulu dari kita, sedangkan kita sesudah mereka. Lalu mereka berselisih, kemudian Allah memberikan petunjuk kepada kita, yakni kebenaran dari apa yang mereka perselisihkan. Inilah hari yang mereka perselisihkan, sedangkan Allah telah menunjukkannya kepada kita.” Beliau bersabda lagi, “Maka hari ini (Jumat) adalah untuk kita. Esok (hari Sabtu) untuk kaum Yahudi, dan lusa (Ahad) untuk kaum Nasrani.”[4]

Hadis di atas secara eksplisit menunjukkan keutamaan umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Menurut Imam Nawawi hadis di atas juga menunjukkan tentang keutamaan hari Jum’at yang terkhusus dimiliki umat ini.[5]

Dalam kitab Tanbih al-Ghafilin karya Abu Lais al-Samarkandi ada sebuah cerita menarik di dalamnya tentang keutamaan umat Nabi Muhammad. Dalam kitab itu ada sebuah bab yang berjudul Fadl Ummah Muhammad shalallahu alaihi wasallam (keutamaan umat Nabi Muhammad). Ada cerita menarik pada bab itu tentang Nabi Musa yang meminta kepada Allah agar umat Nabi Muhammad dengan segala privilege-nya dijadikan umat Nabi Musa, salah satu dialognya sebagai berikut:

قَالَ (موسى): يَا رَبُّ أَجِدُ فِي الْأَلْوَاحِ أُمَّةً كَفَّارَةُ خَطَايَاهُمُ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ فَاجْعَلْهُمْ أُمَّتِي. قَالَ: هُمْ أُمَّةُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Nabi Musa berkata: Ya Rabb, aku menemukan di dalam Lauh, suatu umat yang penghapus dosa-dosa mereka adalah shalat lima waktu. Jadikanlah mereka umatku.” Allah berfirman: “Mereka adalah umat Muhammad shallallahu alaihi wasallam.[6]

Ini juga merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki umat Nabi Muhammad yaitu shalat sebagai penghapus dosa. Dari beberapa dalil yang dilampirkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa umat Nabi Muhammad memang sangatlah istimewa. Seharusnya kita menggunakan segala keistimewaan yang diberi oleh Allah sebagai wasilah kita untuk beribadah mendekatkan diri kepadaNya, bukan menjadikan keistimewaan tersebut sebagai dalil untuk berbuat sebaliknya.

Baca Juga: Keistimewaan Mukjizat Nabi Muhammad


[1] HR Imam Muslim No. 532.

[2] QS Ali Imran: 10.

[3] Nawawi al-Jawi, Murah Labid li Kashf Ma’na al-Qur’an al-Majid, 1/145.

[4] HR Imam Muslim No. 1413.

[5] Al-Nawawi, Sharh Al-Nawawi ‘ala Muslim, 6/143.

[6] Abu Laits As-Samarqandi, Tanbih Al-Ghafilin bi Ahadith Sayyid Al-Anbiya wal-Mursalin li As-Samarqandi, 507.


Penulis: Nurdiansyah Fikri A, Santri Tebuireng