Foto: dr. Marsillam Simanjuntak, S.H. (Sekretaris Kabinet Indonesia pada masa jabatan Presiden KH. Abdurrahman Wahid).

Tebuireng.onlineMalam puncak peringatan haul ke-10 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur),  Presiden ke-4 Republik Indonesia, berlangsung Sabtu (21/12/19) malam di komplek makam keluarga dan masyayikh Tebuireng, Jombang. Sejak selepas shalat Maghrib, para hadirin mulai berdatangan.

Kurang lebih 4000 jamaah yang terdiri dari para santri, alumni, tokoh pesantren dan warga yang berasal dari berbagai daerah memadati sepanjang jalan masuk hingga kompleks Pondok Putra Pesantren Tebuireng.

Ada tiga tokoh yang diundang guna memberi komentar dan testimoni mengenai sosok Gus Dur. Salah satunya, dr. Marsillam Simanjuntak, S.H. (Sekretaris Kabinet Indonesia pada masa jabatan Presiden KH. Abdurrahman Wahid). “Gus Dur mengatakan bahwa dalam suatu pertemuan dengan banyak pembicara  sebenarnya cukup sekali saja pada pembukaan pertemuan untuk mengucapkan salam oleh pembicara pertama pada pertemuan itu, tidak usah berulang ulang,” ungkap beliau di awal pembicaraan.  

“Selain itu, Gus Dur juga  merupakan pribadi yang luar biasa dan istimewa. Bukan karena saya pernah menjadi pembantu beliau ketika menjadi presiden Republik Indonesia atau karena pernah bersama berada dalam sebuah demokrasi pada masa Suharto, namun karena saya sudah mengenal beliau dari sebelum-sebelumnya yaitu sejak tahun lima puluhan sebelum jadi Presiden Republik Indonesia,” tambahnya.

“Di antara keluarbiasaan Gus Dur yaitu kecerdasan, pengetahuan luas yang meliputi semua hal, boleh dikatakan tidak ada buku yang pernah saya baca belum dibaca oleh Gus Dur, hampir semua hal mengenai buku sejarah, riwayat hidup, kesusastraan dunia sampai fiksi dan roman detektif atau bintang film apalagi dunia olahraga, ia ketahui khususnya dunia agama yaitu Islam,” ucap pria kelahiran Yogyakarta ini.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Beliau menceritakan, bahwa Gus Dur berprinsip pada anti diskriminasi, kebenaran, dan keadilan. Selain itu yang dimiliki Gus Dur yaitu bisa menulis namun tidak bisa melihat, dan beliau memiliki cara tersendiri dalam menyelesaikan tanggung jawab sebagai pemimpin. Seperti menandatangani UUD dan peraturan negara yaitu dengan cara setiap dokumen sebelum ditandatangani oleh beliau, seorang ajudan membacakan terlebih dahulu isi dari dokumen tersebut kemudian beliau buat berita.

Acara berjalan lancar dan penuh khidmat, Ir. Sarwono Kusumaatmadja (Menteri Eksplorasi kelautan Indonesia pada masa jabatan Presiden KH. Abdurrahman Wahid) dan Prof. Dr. KH. Nasihin Hasan ( Sahabat Gusdur) merupakan dua tokoh lain yang akan memberikan testimoni dalam puncak peringatan haul tersebut.


Pewarta: Quratul Adawiyah

Publisher: MSA