tebuireng.online– Setelah sukses mengadakan Muktamar I di Pesantren Tebuireng Jombang awal tahun 2015 lalu, Muktamar II Halaqah BEM Pesantren se-Jawa Timur akan bergeser ke Ibukota Surabaya, tepatnya di Sekolah Tinggi Agama Islam Lukman al-Hakim (STAIL) Surabaya. Kemarin (22/11/2015) diadakan Rapat Koordinasi Pra-Muktamar Halaqah BEM-Pes se-Jatim di kampus tersebut.
Perwakilah dari setiap perguruan tinggi pesantren yang telah diundang mengikuti rapat koordinasi tersebut, diantaranya Ma’had Aly Tebuireng, INSUD Lamongan, STAI al-Fitroh Surabaya, STITAF Lamongan, STAI Daruttaqwa Gresik, STIA Madura, STAI al-Yasini Pasuruan dan beberapa kampus lainnya . STAIL adalah kampus di bawah naungan Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya.
Sebenarnya pertemuan yang akan diadakan pertengahan bulan Januari 20016 ini, adalah yang ketiga kalinya, namun secara resmi disepakati pertemuan skala Muktamar terhitung sejak diadakan di Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng. Sedangkan pertemuan pertama di Sekolah Tinggi Agama Islam Raden Qosim (STAIRA; sekarang Institute Sunan Drajat) belum dianggap muktamar, melainkan adalah tempat diprakarsainya organisasi ini.
“Pada rapat kali ini selain silaturahmi juga akan membahas kesiapan tuan rumah dlm acra tersebut,” tutur sahabat Ahyar, salah satu pemrakarsa berdirinya Halaqah BEM Pesantren. Mantan Presiden Mahasiswa (Presma) INSUD tersebut merasa senang dan bangga organisasi yang bermula dari tidak lebih dari 20 orang saja di Lamongan, terus berlanjut hingga menjelang Muktamar II 2016.
“Kami merasa bangga bisa menjadi tuan rumah untuk acra ini. Ini merupakn kegiatan yang sangat positif dimana masih ada perkumpulan pemuda yang pduli dengan lingkungan sekitar,” ungkap Ketua STAIL, Ustadz Huda. “Kita sudah tidak perlu membahas masalah perbedaan furuiyah yang justru menambah perpecahan,” jelas lelaki jebolan UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut. Menurutnya, sekarang musuh Islam semakin kuat untuk menyerang Islam dengan kemajuan teknologin dan konten-konten yang memang dibuat untuk merusak genersi muda Islam.
“Selanjutnya pertemuan Halaqah BEM-Pes yang ketiga ini merupakan amanat dari halaqoh sebelumnya yang dilaksanakan di Tebuireng,” tutur shabat Aswiyanto, Presma Ma’had Aly Tebuireng, perwakilan tuan rumah sebelumnya. Halaqah BEM Pesantren se-Jawa Timur adalah organisasi yang merupakan wadah bagi BEM-BEM perguruan tinggi di bawah naungan pesantren se-Jawa Timur. Dari data peserta di Muktamar I, tercatat ada sekitar 20 kampus yang telah berpartisipasi.
Organisasi ekstra kampus tersebut, didirikan pertama kali di STAIRA Pesantren Sunan Drajat Lamongan (sekarang INSUD). Saat itu disepakat bahwa Tebuireng adalah tuan rumah selanjutnya, dan sebagai pertemuan besar pertama kami dengan skala muktamar. Dalam pertemuan di Tebuireng, semangat para mahasiswa pesantren, semakin memuncak, merasa tidak minder dengan mahasiswa di PTN, PTS, dan PTNU lain. Halaqah BEM-Pes memberikan keyakinan bahwa menjadi mahasiswa di PT pesantren, bukan merupakan sebuah salah jalan, malah kedepan, tidak menutup kemungkinan akan menjadi pelopor kemajuan pendidikan di Indonesia. (irham/abror)