KH. Salahuddin Wahid bersama Nyai Faridah, Budayawan Bambang Wiwoho, pendiri Dompet Dhuafa, Parni Hadi, dan Direktur Utama Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan usai berbincang-bincang tentang rencana bangun rumah sakit di Tebuireng di Rumah Sehat Dompet Dhuafa Jakarta pada Kamis (20/04/2017). (Foto: republika.co.id)

Tebuireng.online—Jakarta- Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah bersama Ibu Nyai Farida Salahuddin mengunjungi Rumah Sehat Dompet Dhuafa di Jakarta, Kamis (20/4/2017).

Kunjungan Gus Sholah kali ini bertujuan mengenal lebih jauh Rumah Sehat (RS) Terpadu Dompet Dhuafa. Selain itu, juga sebagai langkah pengenalan untuk membangun rumah sakit di Pesantren Tebuireng. Selain ditemani Nyai Faridah, Gus Sholah juga didampingi Budayawan Bambang Wiwoho,  pendiri Dompet Dhuafa, Parni Hadi, dan Direktur Utama Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan.

Dalam kesempatan tersebut Imam Rulyawan memberikan informasi tentang sejarah singkat berdirinya RS Dompet Dhuafa yang sekarang ia pimpin. Imam menjelaskan bahwa sejarah berdirinya Dompet Dhuafa bermula dari kunjungan Pak Parni Hadi ke sejumah ustadz.

“Bermula dari kunjungan Pak Parni Hadi yang menemui ustadz-ustadz di Kaki Gunung Kidul, tapi ternyata cuma memiliki pendapatan Rp 6.000,” jelas Imam kepada Gus Sholah.

Bahkan, Lanjut Imam, pendapatan cuma berasal dari sumbangan mahasiswa-mahasiswa. Ia menerangkan, kunjungan Parni Hadi yang kala itu sebagai Pimpinan Redaksi Republika, juga ditemani Raja Dangdut Rhoma Irama dan Almarhum KH. Zainuddin MZ.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Akhirnya, tambahnya, pada 2 Juli 1993 dibentuklah Dompet Dhuafa dan memisahkan diri dengan Republika secara manajemen dan independen. Ia menuturkan, sudah hampir dua juta penerima manfaat Dompet Dhuafa, termasuk RS Terpadu tersebut. “Maka itu, Gus Sholah yang sudah ada lahan, mudah-mudahan bisa bangun Rumah Sehat Terpadu di sana,” pungkas Imam pada Gus Sholah.

Dalam kesempatan ini, usai berbincang-bincang tentang rencana pendirian rumah sakit di Tebuireng, Gus Sholah juga sempat mendoakan beberapa pasien yang sedang menjalani rawat inap di RS Terpadu Dompet Dhuafa.

“Dompet Dhuafa akan ke Tebuireng 3 Mei nanti, kita coba lihat apa yang bisa dilakukan bersama,” kata Gus Sholah seperti yang dilansir Republika.co.id pada Kamis (20/4).

Selain kerjasama di bidang kesehatan, Gus Sholah merasa kerjasama dapat pula dibangun di bidang-bidang lain, demi keterbukaan Pesantren Tebuireng. Hal itu dimulai dengan membangun cabang-cabang di berbagai provinsi di luar Jawa.

Beliau melihat, itu harus dilakukan karena luar Jawa dinilai masih tertinggal, termasuk jika dilihat dari data jumlah pesantren. Sebab, dari sekitar 30 ribu pesantren, 80 persen ada di Jawa, dan perlu 6.000 di luar sebagai penyeimbang.

“Jadi, lewat kerjasama ini kita coba menebar kebaikan,” ujar cucu dari Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari tersebut.

Senada, Pendiri Dompet Dhuafa Parni Hadi menuturkan, secara prinsip DD dan Ponpes Tebuireng sudah sepakat kerjasama, setidaknya dengan sistem co-branding. Terlebih, Gus Sholah sudah memiliki poliklinik, sehingga tinggal dikembangkan.

“Insya Allah kita akan bangun Rumah Sehat Terpadu Tebuireng garis datar Dompet Dhuafa, jadi masing-masing kita memiliki kekuatan, makin kuat, itu cara kita,” kata Parni.

Ia menegaskan, membangun rumah sakit bukan sesuatu yang mudah. Hal itu mengingat banyak rumah sakit yang bangkrut karena manajemen yang tidak tertata. Maka dari itu, Parni menekankan, banyak dukungan dari beberapa pihak yang menjadi pilar kerjasama tersebut.

“Kita terbuka, wong niatnya baik, dan kalau berhasil di Tebuireng akan dibangun di tempat-tempat lain,” ujar Parni.


Pewarta:    Rif’atuz Zuhro

Editor:        M. Abror Rosyidin

Publisher:    M. Abror Rosyidin

Sumber:     republika.co.id