Prof. Phil. M. Nur Kholis Setiawan dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta saat menyampaikan materi Aktualisasi Pemikiran Ahlu Sunnah wal Jamaah Hadratussyaikh dalam Perspektif Kajian Keislaman (4/6/2022)

Tebuireng.online-  Dalam acara Halal bi Halal dan Temu Alumni Nasional pada Senin (04/06/2022), Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) mengadakan acara seminar nasional Pemikiran Aswaja Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari di aula lantai 3 gedung KH. M. Yusuf Hasyim. Dengan mengangkat tema “Aktualisasi Pemikiran Aswaja KH. M. Hasyim Asy’ari di Era Disrupsi”, dihadiri Wakil Presiden RI, Prof. Dr. (H.C.) K. H. Ma’ruf Amin, sebagai keynote speaker dan tiga pemateri yang lain. Salah satunya, Prof. Phil. M. Nur Kholis Setiawan dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

“Saya akan menyampaikan tema Aktualisasi Pemikiran Ahlu Sunnah wal Jamaah Hadratussyaikh dalam Perspektif Kajian Keislaman. Sudah ada tulisan yang dicetak panitia untuk oleh-oleh para peserta seminar,” ucapnya.

Prof Nur Kholis menyampaikan pesan yang diingat beliau yang didapat beliau dari mbah Hasyim Asy’ari, “Seorang pendidik itu harus produktif dan aktif berkarya. Sebagai santri dan alumni Tebuireng sudahkah kita mengikuti pesan Hadratussyaikh untuk produktif dan berkarya?” tanyanya kepada para peserta.

Menurutnya, kajian ilmu bisa dilihat melalui 3 sudut pandang. Kesan kuat yang ditangkap dalam karya tulis Hadratussyaikh Hasyim Asya’ri bahwa penjelasan itu masuk ketiga-tiganya jadi sebagai rumpun ilmu, sebagai bidang ilmu sekaligus sebagai spesialisai ilmu. Kajian kesilaman di level dasar dan menengah harus ada 5 dasar yang wajib diajarkan, Al-Quran dan hadis, fikih dan ushul fikih, akidah akhlak dan sejarah kebudayaan Islam serta bahasa Arab.

“Janganlah menjadi generasi seperti buah stroberi yang cantik, mengkilat tapi saat disentuh sudah bonyok, jadi istilahnya menjadi generasi yang sangat rentan, generasi yang cemen tidak siap menghadapi tantangan zamannya dan manja. Dari fikih dan usul fikih menjadikan mereka generasi yang tangguh, berani berbeda dan berani mengungkapkan pendapat,” katanya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Bahwa intelektualitas ini tidak boleh sendirian, kreativitas berpikir juga tidak boleh tidak didampingi. Jadi harus ada moralitas sebagai penyeimbang dan untuk menggaransi pendidikan Islam itu bahwa tidak hanya untuk menciptakan orang pintar tetapi keblinger, tetapi harus menciptakan orang pintar tapi benar “ ucapnya

“Sindikasi harus kita lakukan dengan perubahan-perubahan strategi dengan mekanisme sebagai agen perubahan bagaimana kita mampu mengikuti aktualisasi pemikiran Hadratusyaikh KH. Hasyim Asy’ari,” pungkasnya.


Pewarta: Wan Nurlaili