Seseorang yang pergi. (sumber: Ist)

Saat Aku Bukan Lagi Prioritas
Aku duduk di bangku lama, menanti sapamu seperti biasa
Tapi hariku kini sunyi, hanya bayanganmu yang tersisa

Kau datang bila butuh pelipur, saat gelap menjeratmu erat
Namun saat aku tenggelam, kau bahkan tak sempat menoleh cepat

Kita dulu sepakat jadi bahu, saling sandar dalam luka
Tapi kini aku hanya bayangan, saat tawamu gemuruh di sana

Kau pilih teman baru, dunia baru, seolah aku tak pernah ada
Keegoisanmu membunuh pelan-pelan, tak bersuara, tapi nyata.



Di Balik Tawa yang Palsu
Kau tertawa saat aku jatuh, kau bilang candamu hanya main
Tapi luka ini tak mengerti, kenapa selalu aku yang jadi pengganti

Kau duduk di tengah pujian, aku berdiri dalam senyap
Kau menjadikanku bahan, untuk mengangkat namamu ke atas

Aku berikan waktuku, bahuku, rahasiaku
Tapi kau hanya ambil, tanpa pernah benar-benar tahu

Persahabatan kita hanya satu arah, aku memberi, kau menampung
Dan kini aku sadar, aku bukan sahabat, aku hanya latar pendukung.



Aku Pergi Tanpa Dendam
Tak perlu kau tanya kenapa aku menjauh perlahan
Aku hanya lelah mencintai tanpa dipedulikan

Kau ajak bicara saat kau sepi
Tapi aku sepi—kau malah pergi

Keegoisanmu berdiri megah, menutup jalan dua arah
Setiap langkahku kau anggap gangguan, bukan berkah

Kini aku pergi bukan karena benci
Tapi karena aku pun berhak memilih dicintai.



Penulis: Wan Nurlaila Putri

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online