Tebuireng.online- Universitas Hasyim Asy’ari terus memperbaiki sistem pendidikannya termasuk konsisten dalam merealisasikan visi dan misinya, terutama sebagai perguruan tinggi yang berbasis pesantren. Untuk itu, UPT (Unit Pelaksana Teknis) Lembaga Bahasa selaku perpanjangan tangan dari Unhasy terus berusaha menjaga kualitas proses pengembangan pembelajaran bahasa Arab. Dengan berbagai macam program unggulan yang dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa/i Unhasy dalam bidang pembelajaran bahasa Arab.
Diantara program-program yang telah direalisasikannya adalah pembelajaran intensif bahasa Arab yang diselenggarakan dua kali pertemuan setiap minggu, menyelenggarakan seminar-seminar internasional dengan pemateri utama dari Mesir, Sudan, Saudi Arabia, Libanon, Syuria, dan lain-lain. Program lainnya, seperti menyelenggarakan workshop kaligrafi, karya tulis ilmiah bahasa Arab, workshop TOAFL (Test of Arabic as a Foreign Language), pelatihan menerjemah, dan lain-lain.
Untuk mewadahi mahasiswa/i yang memiliki bakat dan minat dalam bidang bahasa Arab, dibentuklah kelas kreativitas bahasa Arab yang diberi nama “al-mutanabbi” sebagai wadah pembelajaran keterampilan khitobah, syair, ghina’, baca kitab, essay bahasa Arab, dan kaligrafi. Mahasiswa/i yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang menonjol dalam kelas kreatifitas bahasa Arab ini dikirim untuk mengikuti lomba-lomba, baik tingkat nasional, provinsi, dan lokal yang beberapanya telah meraih juara tingkat nasional, provinsi, kabupaten, dan lokal.
Mahasiswa/i Unhasy semester satu dan dua diwajibkan mengikuti program pembelajaran intensif bahasa Arab tersebut dan beberapa program unggulan lembaga bahasa yang lainnya di atas. Setelah mereka berproses selama satu tahun bersama lembaga bahasa, mereka diwajibkan mengikuti program terakhir yang berupa tes kemampuan bahasa Arab yang biasa disebut dengan istilah TOAFL. Tidak semua mahasiswa/i Unhasy yang belajar di lembaga bahasa bisa mengikuti tes ini, karena beberapa mahasiswa yang tidak kuat dengan proses pembelajarannya terpaksa harus dicekal (tidak bisa mengikuti tes TOAFL) dan mahasiswa/i yang ikut TOAFL pun juga tidak ada jaminan mereka akan lulus dengan nilai yang sesuai harapan.
Tes TOAFL ini mengukur kemampuan mahasiswa/i Unhasy dalam bidang bahasa Arab yang meliputi istima’, qiro’ah, kitabah, qawaid, dan mufrodat. Dalam tes ini (25/04/29) mahasiswa harus mengerjakan lebih dari 150 soal dengan durasi waktu 120 menit atau dua jam. Karena begitu ketatnya tak jarang dijumpai mahasiswa/i yang harus dieliminasi (dinyatakan tidak lulus dalam tes TOAFL) karena melanggar aturan yang telah ditentukan karena tes ini tidak hanya mengukur kemampuan secara akademik saja, tetapi juga kejujuran dalam prosesnya.
Universitas Hasyim Asy’ari telah memberlakukan tes TOAFL kepada mahasiswanya sejak tiga tahun yang lalu saat sebagai bentuk kesadaran civitas akademika Unhasy terus meningkatkan kualitas perkuliahaan untuk menghadapi dunia industri 4.0 yang tidak bisa dihindari lagi.
Fathur Rohman