tebuireng.online– Kitab kuning adalah salah ciri khas sebuah Pondok Pesantren yang harus selalu dilestarikan keberadaannya. Salah satunya adalah dengan mentradisikan musyawarah, halaqoh atau diskusi. Untuk itu sebagai bentuk kepedulian Ma`had Aly Hasyim Asy`ari dalam pengembangan kitab kuning dan dakwah Islam di Tebuireng dan masyarakat, membentuk Forum Bahtsul Masa`il dan Bimbel kitab kuning yang dilantik dan diresmikan pada Jum’at (02/09/2015) di aula kampus tersebut.,
Acara dibuka dengan penampilan Group al-Banjari Putri Ma`had Aly Hasyim Asy`ari, yang kemudian dilanjutkan Sambutan dari Ketua FBM, Zainal Karomi. Menurutnya, tugas seorang santri dimasa mendatang akan semakin sulit, karena setiap masalah yang ada dimasyarakat akan selalu berkembang. “Wahana santri salah satunya adalah Bahtsul Masa`il, lewat forum ini santri mendapat amanat menjawab problematika umat dan masala-masalah yang terus berkembang,” kata Alumnus Pesantren Maslaku al-Huda Pati tersebut.
Dalam memutuskan suatu hukum juga tidak bisa asal nyeplos, akan tetapi harus ada ibarot (dalil dari kitab terpercaya) yang menjelaskan masalah yang dibahas. “Dengan memperhatikan manhaj (metode) dan thuruqu istinbati al-ahkam (cara pengambilan hukum) yang mereka pakai untuk menghasilkan perbedaan rumusan hukum yang bisa dipertanggung jawabkan,” tambahnya.
Kemudian dilanjutkan sambutan kedua oleh Ust. Abdul Majid selaku pembimbing. Anggota Aswaja NU Center Jombang ini, berharap agar FBM dan Bimbel Kitab Kuning ini menjadi solusi tepat dan cepat dalam menangani krisis pemahaman kitab kuning di kalangan santri. Pengajar di Pesantren Al-Mahfudh Seblak tersebut juga menyatakan siap membantu dalam pembimbingan, namun kreatifitas sepenuhnya diserahkan kepada pengurus.
KH. Ahmad Syakir Ridwan, Lc., M.Hi., (Wakil Mudir Ma`had Aly Hasyim Asy`ari) dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan didirikannya Ma`had Aly ini ialah untuk mencetak kader-kader yang fokus pada kajian kitab kuning. “ini adalah yang diinginkan oleh pendiri Ma`had Aly beliau KH. M. Yusuf Hasyim, untuk mendirikan perguruan tinggi yang berbasis kitab kuning,” kata beliau dalam sambutannya. Beliau memberikan nasihat bahwa sebelum membimbing, para pengurus juga harus siap untuk dibimbing.
Mauidhah hasanah disampaikan oleh Drs. KH. Fahmi Amrulloh Hadzik. Beliau menerangkan bahwasanya masyarakat itu membutuhkan jawaban seputar agama yang sederhana dan mudah dipahami. Karena perkembangan zaman membuat masyarakat sangat membutuhkan solusi hukum yang sesuai. Kepala PP Putri Tebuireng ini berharap semoga lewat Forum Bahtsul Masa`il ini, bisa menjawab tantangan dimasa yang akan datang.
Program bimbingan belajar diikuti oleh santri yang sudah mendaftarkan diri. Bimbel dibagi menjadi tiga kelas. Kelas C fokus pada mateir pegon dan Matan al-Ajurumiyah, Kelas B fokus pada Syarah al-Ajurumiyah dan Taqrib, sedangkan Kelas A fokus pada Syarah Alfiyah Ibn Malik dan Fathul Qorib. Program ini ditempuh selama enam bulan.
FBM dalam sebulan mengadakan Bahtsul Masa’il Diniyah dua kali. Pertama pada malam Jum’at kedua yang diadakan untuk perwakilan asrama, unit pendidikan dan organisasi daerah se-Pesantren Tebuireng, sedangkan malam Jum’at terakhir khusus diadakah untuk seluruh mahasiswa putra dan putri di asrama masing-masing. (fatih/abror)