tebuireng.online– Museum Islam Nusantara Hasyim Asy’ari masih dalam proses pembangunan. Target waktu pembangunan yang ditetapkan adalah 77 hari. Untuk itu KH. Abdul Ghofar Yusuf selaku Sekretaris Yayasan Hasyim Asy’ari memaparkan prihal perkembangan terakhir pembangunan Museum tersebut ketika ditemui di Kantor Yayasan pada Jum’at lalu (02/01).

“Pembangunan tahap pertama sudah 100 % sesuai target”, jelasnya kepada wartawan Tebuireng Online. Pria yang akrab disapa Gus Ghofar ini menjelaskan bahwa pembangunan museum tersebut dilaksanakan paket per paket. Paket pertama ditargetkan dengan waktu 77 hari dengan pendanaan yang disesuaikan dengan item pembangunan tahap pertama yakni pondasi bangunan, kolom lantai satu dan dua.

Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa Museum Islam Nusantara Hasyim Asy’ari ditargetkan selesai 2015. Pasalnya museum ini direncanakan akan digunakan sebagai salah satu tempat perhelatan akbar Muktamar NU 33 yang akan berlangsung pada 1-5 Agustus mendatang.

“Kita semua berharap tahun 2015 sudah selesai dibangun untuk dapat ditempati Muktamar NU 2015 di Jombang pada tanggal 1-5 Agustus dan mudah-mudahan bisa”, tutur beliau.

Gus Ghofar juga menjelaskan tentang proses terealisasinya pembangunan museum ini yang sempat menghadapi kendala. “Waktu itu menjadi proyek pemerintah pusat diperbantukan ke pemerintahan kabupaten. Kemudian pemerintah kabupaten yang mengelola dan menenderkannya samapi tiga kali pelelangan tidak menemukan pemenang kemudian dikembalikan ke pemerintah pusat Kemendikbud”, tambahnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sampai pada akhir pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya proyek dalam naungan Kemendikbud ini dimulai kembali setelah sebelumnya sempat mendapat kendala dalam hal tender.
Gus Ghofar juga mengatakan bahwa wacana pendirian museum ini sudah terencana lebih dari lima tahun lalu sebelum Gus Dur wafat. Ini menyangkal anggapan bahwa alasan utama pendirian museum karena banyaknya peziarah ke makam Gus Dur. Bahkan sebenarnya peletakan batu pertama sudah pernah dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Pondok Pesantren Tebuireng lima tahun silam. (nuzul/abror)