Sumber gambar: http://www.wajibbaca.com
Oleh: Silmi Adawiyah*

Salat merupakan bagian dari rukun Islam yang sangat penting dan paling sering menemani perjalanan hidup seorang muslim. Salat merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yang artinya hubungan. Ketika kita melakukan salat, maka kita sebenarnya sedang melakukan hubungan langsung dengan Allah.

Ketika seorang mengawali ibadah salat dengan “Takbiratul Ihram”, ruhani bergerak menemui Allah, terlepas dari belenggu hawa nafsu karena panca indera menutup diri dari segala macam peristiwa di sekitarnya. Sebab itulah jika kita bisa menjaga salat, maka sebenarnya kita sedang menjaga relasi hubungan kita dengan Allah. Begitu dekat dengan Allah, maka kita akan enggan untuk melakukan larangan-Nya. Dengan begitu, benar adanya jika salat kita baik, maka kita termasuk hamba yang beruntung dan berhasil. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا

“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah salatnya. Maka, jika salatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika salatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari salat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki salat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari salat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.”

Selain menjadi media untuk berhubungan langsung kepada Allah, rupanya salat juga termasuk amalan utama ynag harus diperhatikan. Dimana menjaga salat tidak hanya membuat kita menjadi hamba yang beruntung, tetapi juga Allah memberikan cahaya sebagai petunjuk dan keselamatan di hari kiamat. Dalam sebuah hadis disebutkan:

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ، ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاةِ فَأَتَّمَ رُكُوعَهَا وَسُجُودَهَا وَالْقِرَاءَةَ فِيهَا ، قَالَتْ : حَفِظَكَ اللَّهُ كَمَا حَفِظْتَنِي ، ثُمَّ صُعِدَ بِهَا إِلَى السَّمَاءِ وَلَهَا نُورٌ وَضَوْءٌ ، وَفُتِحَتْ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ حَتَّى يُنْتَهَى بِهَا إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَتَشْفَعُ لِصَاحِبِهَا
 
“Barangsiapa berwudlu seraya memperbagus wudlunya (dengan menyempurnakan
hal-hal yang sunnah) kemudian berdiri menjalankan salat, lalu ia sempurnakan rukuknya, sujudnya, bacaan dala salatnya, maka salat itu berkata “semoga Allah menjagamu sebagaimana kamu menjagaku” kemudian diangkat salat itu ke langit, dia bercahaya serta bersinar dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit hingga sampai kepada Allah. Maka ia memberi syafaat (pertolongan) kepada pemilik salat.”

Sebuah hadis yang bisa menginspirasi kita untuk terus menjaga salat. Ya, menjaga salat. Ada timbal balik yang menakjubkan disaat seseorang mau menjaga salatnya dengan baik dan sempurna. Disaat kita menjaga salat, disitu pula salat akan menjaga kita. Ia akan memberikan pertolongan di saat kita membutuhkan sebuah pertolongan.

Secara tidak langsung ini mengajarkan kita untuk berinvestasi melalui aset salat. Sebuah aset yang mampu memberikan keuntungan di saat yang lain tidak bisa membantu. Subhanallah, menjaga salat memang menjanjikan.

*Alumni Unhasy dan Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.
 
 
 
Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online