
Mutakhir ini kasus pembullyan yang semakin menjadi-jadi khususnya di Jawa Timur cukup menyita perhatian publik. Pembullyan bisa terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk verbal, fisik, dan siber, dan biasanya berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional korban.
Beberapa faktor yang sering memicu pembullyan di sekolah termasuk perbedaan sosial, ekonomi, atau penampilan. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak sekolah dan pemerintah daerah mulai mengimplementasikan program anti-bullying untuk meningkatkan kesadaran dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi siswa.
Serta semakin fokus dalam menangani kasus bullying dengan berbagai upaya yang inovatif. Beberapa langkah yang diambil antara lain yakni seperti membuat program program edukasi, kegiatan peningkatan kesadaran terhadap bahaya tindak bullying serta melakukan pelatihan untuk guru dan staff.
Tidak sedikit Tindakan bullying yang membuat mental anak terganggu dan trauma, dikutip dari detikjatim.com terjadi suatu Tindakan pembullyian yang terjadi di SMAN 4 Kota Pasuruan pada agustus 2024, “Kota Pasuruan – Siswa kelas 2 SMAN 4 Kota Pasuruan, NS (17) mengalami depresi berat hingga harus dirawat di RSJ diduga karena di-bully teman sekolahnya. Pelajar itu ternyata di-bully bertahun-tahun sejak SMP.”
Menurut F (Kakak dari korban), jenis perundungan yang dilakukan oleh teman-temannya kepada NS mulai dari olok-olok, hingga dipukul dan dicakar. Selain itu, sang kakak menyebut adiknya juga sering diperas. Hal ini terus terjadi semenjak korban duduk di bangku SMP.
Dari kasus ini dapat dilihat bahwa sekolah terutama dari jenjang SMP harus mengawasi betul para siswa dan menyelesaikan serta mencegah adanya tindakan bullying yang terjadi agar tidak berlanjut ke jenjang selanjutnya. tidak menutup kemungkinan tindakan seperti ini bisa terjadi di sekolah yang berada pada lingkungan pesantren.
Pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan berbasis keagamaan, dalam mempelajari, mendalami, memahami, menghayati, serta menerapkan nilai-nilai Islam harus lebih memfokuskan atau menekankan tingkah laku atau akhlak yang sesuai nilai-nilai Islam sebagai patokan dalam berperilaku.
Salah satu lembaga pendidikan yang berada di Jombang, Jawa Timur, yakni SMP Sains Tebuireng, sekolah ini dikenal karena pendekatannya yang mengintegrasikan pendidikan agama dan sains, dengan tujuan membentuk generasi yang tidak hanya paham agama tetapi juga kompeten dalam ilmu pengetahuan. SMP Sains Tebuireng memiliki cara tersendiri dalam menangani dan mencegah adanya tindakan Bullying pada seluruh santri baik putra maupun putri.
Menurut Waka Kesiswaan SMP Sains, Hj. Anik Muflihah mengatakan bahwa sebenarnya tindak bullying yang terjadi pada para santri yakni saling mengolok-olok teman dan ada juga yang menggunakan fisik, menurut beliau ada kesalahpahaman yang terjadi diantara santri yang akhirnya bisa dicap sebagai tindakan bullying, seperi kakak kelas yang sebenarnya berniat memberitahu dan menasihati adik kelasnya tetapi dengan cara yang kurang tepat seperti meninggikan suara dan membentak serta melakukan tindakan fisik berupa menampar.
Dalam menangani tindakan seperti ini sekolah melakukan penanganan kepada korban yakni terdapat pendampingan dan bimbingan khusus dari BK dan juga mendapat penanganan dari klinik psikologis tetapi sampai detik ini belum ada santri yang sampai mendapat penanganan dari klinik psikologis tersebut, hal ini dapat menunjukkan bahwa sekolah sangat berhati hati dalam menangani tindakan bullying yang terjadi.
Tidak hanya itu sekolah juga membuat program seminar anti bullying dari BK dan juga mengundang psikolog untuk memberi arahan kepada para santri, orang tua juga diberi angket untuk mengetahui kondisi anak di pesantren maupun di sekolah, serta berkoordinasi dengan pembina pondok tidak hanya dari guru maupun pembina para santri juga dilibatkan dalam upaya pencegahan perundungan di sekolah.
Hal ini dilakukan pada terutama santri kelas 9 sebagai santri yang paling senior dan diharapkan dapat merangkul adik kelasnya. Bagi santri yang melakukan tindak bullying mendapat tindak lanjut dari BK dan jika sudah berat maka dilakukan pemanggilan orang tua. Beliau selaku Waka Kesiswaan Sangat Berharap dengan adanya berbagai program dan Upaya dari sekolah dapat mengurangi dan menghentikan adanya tindakan bullying yang terjadi.
Pewarta: Assyifa / albii