Oleh: Vevi Alfi Maghfiroh*
“Tak ada sorang pun di muka bumi yang tidak cantik selama ia tersenyum dan merasakan sukacita murni! Kecantikan sejati terbentuk dari dalam dan akan menarik yang lain seperti magnet,” Kristin Carlson
Sejak zaman dahulu perempuan sudah dikonstruksikan sebagai makhluk yang cantik dan identik dengan kecantikan. Konstruksi ini telah berlangsung sepanjang masa dalam sejarah perempuan, sehingga kecantikan itu dipandang sebagai sesuatu yang obyektif, universal, dan inheren dalam diri perempuan.
Tampil sempurna adalah impian semua manusia apalagi kaum perempuan, tetapi hanya fokus pada penampilan saja tidak cukup. Biarpun seseorang sudah tampak sempurna dari tampilan luar, bukan berarti dia sempurna segala-galanya. Untuk melengkapi kesempurnaanya kaum perempuan harus mampu memancarkan pesona dari dalam dirinya, atau dikenal dengan istilah inner Beauty.
Inner beauty adalah sebuah kekuatan yang tidak hanya mengandalkan kecantikan penampilan luar saja (Outer beuty). Namun lebih dari itu, seseorang yang memiliki inner beauty akan memancarkan keindahan dan aura positif yang sangat mudah dirasakan oleh orang-orang disekitarnya. Inner beuty bukan hanya dimonopoli kaum perempuan saja, melainkan bisa dimiliki oleh kaum perempuan dan laki-laki.
Pesona Inner Beauty seseorang muncul dari kematangan mental yang mampu menarik orang lain dan merasa nyaman dengannya. Berawal dari mencintai diri sendiri maka energi positif dalam diri akan terpancar dengan sendirinya.
Jika kecantikan fisik merupakan keberuntungan dari langit yang ditakdirkan Tuhan, maka inner beuty bisa dimiliki oleh semua perempuan dengan menggalinya. Dari sekian sifat yang dapat menggali inner beuty seseorang adalah dengan ketakwaan. Karena ketakwaan adalah satu-satunya standar yang mengangkat manusia di mata Tuhan.
Seorang perempuan dapat memancarkan aura inner beuty dari kepribadiannya. Agar aura itu terpancar, maka diperlukan adanya keseimbangan antara kecantikan fisik dan juga kecantikan batin. Kunci utamanya seorang perempuan harus tampil percaya diri, berfikir positif pada diri sendiri, dan juga pada orang lain, mampu mengendalikan stress dan tetap semangat dalam menghadapi segala cobaan, juga tidak lupa selalu bersyukur terhadap nikmat yang telah Tuhan berikan.
Ahmad Rifa’i Rifan dalam karyanya “The Perfect Muslimah” menyebutkan unsur yang harus dimiliki seseorang agar dikatakan perfect, yaitu indah parasnya, dalam ilmu agamanya, teguh imannya, cerdas akalnya, dan luas pergaulannya. Perfect bukan berarti sempurna dalam segala sesuatu, melainkan berusaha untuk menjadi sempurna dan memposisikan diri sesuai pada porsinya.
Indah Parasnya
Berparas cantik memang menjadi impian semua perempuan agar menarik dipandang. Imam Ghazali dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” mencatumkan salah satu kriteria mencari pendamping hidup yaitu memilih wanita yang memiliki keindahan wajah dan fisik. Namun setiap orang memiliki penilaian berbeda tentang segi kecantikan, karena cantik itu relatif.
Cara merawat wajah yang alami yaitu dengan sering membasuh wajah atau berwudhu, karena tak ada satu produk kecantikan manapun yang mampu menandingi aura yang terpancar dari wajah orang-orang yang menjaga wudhunya.
Dalam Ilmu Agamanya
Bukan hanya berparas cantik, The Perfect Muslimah juga harus menguasai ilmu agama. Menguasai disini bukan hanya mempelajari semua pelajaran agama, melainkan mengerti dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai sikap dan karakter diri. Selain itu, yang terpenting adalah menjadikan Al Qur’an dan hadis Nabi SAW sebagai pedoman hidup.
Teguh Imannya
The Perfect Muslimah juga harus memiliki iman yang teguh, mereka yang teguh imannya akan selalu mengabdikan sisa hidupnya sesuai apa yang dituntunkan Tuhan dan Rasul-Nya. Ketahuilah kedudukan seseorang di mata Tuhan adalah dengan cara melihat tingkat penerimaan masyarakat terhadapnya.
Cerdas Akalnya
Agar disebut The Perfect Muslimah, seorang perempuan juga harus memiliki akal yang cerdas. Ada 9 tips agar memiliki otak brilian. Pertama, Agar kuat ingatan dan hafalannya, seseorang harus menyedikitkan makan dan membiasakan salat malam. Kedua, Rajin-rajinlah bersujud, salat, bersyukur, bertaubat, tawakal, dan berdo’a. Ketiga, Buat target hidup, karena muslimah yang hebat dan super adalah mereka yang mempunyai impian dan cita-cita dahsyat.
Kelima, Jangan pernah merasa puas dengan ilmu. Keenam, Iringi pengasahan kecerdasan intelektual dengan terus mencerdaskan spiritual dan akhlak. Ketujuh, Bermimpilah yang hebat, karena Tuhan menetapkan nasib manusia berdasarkan harapan dan upaya yang dimilikinya. Kedelapan, Menjadi manusia yang prestatif yag mampu merupah kelemahan dan keterbatasan menjadi peluang. Terakhir, Menikmati proses pembelajaran.
Luas Pergaulannya
Manusia adalah makhluk sosial, ia tidak bisa hidup sendiri. Oleh sebab itu seorang perempuan harus menjalin interaksi dengan orang lain. Jadilah seperti lilin yang rela melelehkan dirinya demi menerangi sekitarnya, ia tak peduli lagi dengan kesenangan pribadi.
The Perfect Muslimah menjadikan hidupnya sebagai pengabdian. Mereka tidak merelakan hidupnya terabai dalam lembaran sejarah, melainka menoreh prestasi dan kontribusi besar sehingga orang di sekelilingnya merasakan manfaatnya.
“Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita sholihah.” (HR. Muslim).
*Alumni Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng.