Tim Turats Pesantren Tebuireng saat sowan ke Gus Kikin di Ndalem Kasepuhan. (foto: asna)

Tebuireng.online— Jumat 14 Juni 2024, Tim Turats Pesantren Tebuireng sowan kepada Pengasuh Pesantren Tebuireng di Ndalem Kasepuhan. Sowan ini adalah tindak lanjut hasil Penelusuran Jejak Intelektual KH. M. Hasyim Asy’ari di Tuban (Januari 2023), Banyuwangi (November 2023), dan yang terbaru Kudus pada 10-14 Mei 2024.

Turut hadir dalam sowan ini seluruh anggota Tebuireng Institute, Hasyimian, dan Kepala Perpustakaan A. Wahid Hasyim untuk merumuskan tindak lanjut dari data-data yang didapatkan dari Penelusuran.

Dalam pertemuan itu Viki Junianto, selaku koord. Tim yang berangkat, menjelaskan hasil temuan di penelusuran yang telah lalu. Sebagai tambahan, ia menjelaskan data terkait wawancara dengan tokoh-tokoh terkait. Terakhir ia menjabarkan rekomendasi dari hasil temuan, yakni:

  1. Muqorror menggunakan Kitab Masyayikh

Berikut kitab yang disarankan, yakni: Taqrirat al-Jawahir al-Maknun; Taqrirat Alfiyah ibn Aqil; dan al-Maqshud al-Awwal fi Fan al-Ma’ani wa al-Bayan wa al-Badi’.

  1. Digitalisasi dan Publikasi Manuskrip

Hal ini akan berkolaborasi dengan Tebuireng Online sebagai fasilitator dan informan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online
  1. Kajian dan Penelitian Berbasis Manuskrip

Dalam hal ini, Hasyimian selama ini telah mempublikasikan beberapa jurnal dengan topik Kiai Hasyim. Namun belum ada pembimbingan lebih intens.

Baca Juga: Penelusuran Jejak Intelektual Hadratussyaikh

Achmad Roziqi, salah satu anggota Tebuireng Institute sekaligus Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, menanggapi rekomendasi terkait penggunaan muqorror Masyayikh, “bisa saja nanti peta komunikasinya dengan dewan Masyayikh, Anang Firdaus, terkait dengan kegiatan lanjutan Tim Turats serta Kajian dan Penelitian berbasis Manuskrip,” ungkapnya.

Beliau juga mempersilakan agar kegiatan itu dibawahi oleh Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, sehingga anggaran dalam kegiatan bisa berjalan dengan baik.

Ustadz M. Rizki Syahrul Ramadhan, anggota Tebuireng Institute sekaligus Pemimpin Redaktur Majalah Tebuireng, juga menjelaskan pada Pengasuh, bahwa Majalah Tebuireng juga akan memasukkan temuan ini ke Edisi Khusus Majalah Tebuireng bulan September-Oktober, sekaligus memperingati Hari Santri Nasional dan Peringatan Resolusi Jihad.

Dengan begitu KH. Abdul Hakim Machfudz, memberi masukan terkait masalah tersebut. Beliau meminta agar data ini bisa dikembangkan menjadi satu rumusan yang bisa dikonsumsi khalayak umum. Sebagai contoh adalah riset sejarah Nahdlatul Ulama dengan Sarekat Islam. Dalam hal tersebut ada sebuah bibit perpecahan ummat. Potret pergerakan Kiai Hasyim dalam merefleksikan masalah tersebut bisa menjadi satu kisah yang menjadi sejarah bagaimana beliau menyatukan ummat. Beliau juga memaparkan bahwa dengan ada data ini, bisa diasumsikan Risalah Ahl al-Sunnah Hadratussyaikh telah menggambarkan bahwa 1330 H aliran-aliran sudah menyebar di Indonesia.

Baca Juga: Temuan Pelacakan Manuskrip KH. Hasyim Asy’ari

Berkaitan dengan Digitalisasi dan Publikasi, Gus Kikin mempersilakan hasil temuan bisa dipublikasikan namun sebatas covernya. Beliau menyarankan perlu ada sebuah riset peninggalan-peninggalan Hadratussyaikh baik secara akademik seperti kitab, dan lainnya dan non akademik seperti majelis taklim, pasar dll. Selain itu juga ada data-data yang berupa cerita-cerita lisan yang belum ditulis. Terakhir beliau mengapresiasi kegiatan ini.

“Hal ini penemuan yang luar biasa. Harapan saya temuan ini juga bisa menjadikan Tebuireng menjadi pusat riset tentang Kiai Hasyim.” Pungkasnya.



Pewarta: Asna