
Liburan panjang selalu jadi momen yang ditunggu-tunggu. Setelah rutinitas yang melelahkan, banyak orang ingin melepaskan penat dengan berlibur ke luar kota, mengunjungi tempat wisata, atau sekadar bermalas-malasan di rumah. Namun, di balik euforia liburan, ada satu hal yang jarang disadari: apakah liburan kita sudah benar-benar berkualitas atau justru berakhir jadi kelelahan baru?
Kita sering kali terlalu fokus ingin “ke mana”, sampai lupa bertanya “untuk apa”. Padahal liburan bukan hanya soal bepergian sejauh mungkin atau mengunjungi tempat yang sedang viral. Liburan yang berkualitas seharusnya membawa kita pada ketenangan, kebersamaan, dan kesempatan untuk menata ulang diri.
Tahun ini, liburan panjang juga bertepatan dengan malam 1 Suro malam pergantian tahun dalam kalender Jawa yang dikenal penuh makna spiritual. Bagi sebagian masyarakat Jawa malam 1 Suro bukan waktu yang sembarangan. Banyak yang memilih berdiam diri di rumah, ikut tirakatan, atau kegiatan reflektif lain. Tradisi ini mengajarkan kita bahwa tidak semua liburan harus diisi dengan keramaian. Terkadang, diam dan merenung adalah bentuk liburan yang paling mendalam.
Baca Juga: Perjalanan Wisata Rohani: Merenungkan dan Menikmati Kebesaran Ciptaan Allah
Dari situ kita bisa belajar bahwa liburan panjang dan malam 1 Suro bukan hanya soal kesempatan bersenang-senang, tapi juga soal momen untuk berhati-hati dan berintrospeksi. Maka daripada mengambil risiko dengan bepergian di malam hari, terutama saat malam 1 Suro, lebih baik kita fokus mengisi hari libur dengan aktivitas yang lebih aman dan tetap bermakna.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan selain berlibur ke tempat wisata yang padat dan melelahkan. Pertama, kita bisa membuat quality time sederhana di rumah: nonton film bersama keluarga, memasak menu spesial, atau sekadar duduk ngobrol sambil minum teh hangat di teras rumah. Aktivitas kecil seperti ini sering kali lebih membekas daripada jalan-jalan ke luar kota yang terlalu padat jadwal.
Kedua, liburan bisa jadi momen untuk belajar hal baru. Kita bisa ikut kelas online memasak, menulis, atau kerajinan tangan. Kegiatan ini bukan hanya menyenangkan, tapi juga menambah keterampilan dan membangun rasa percaya diri.
Ketiga, malam 1 Suro bisa kita manfaatkan untuk kegiatan religius dan spiritual. Kita bisa mengajak keluarga melakukan doa bersama, membaca zikir, atau melakukan evaluasi diri setahun ke belakang. Jika ada agenda masyarakat seperti pengajian atau jamasan keris, pilih yang resmi dan dekat dari rumah agar tetap aman dan terkontrol.
Keempat, liburan juga bisa jadi momen untuk berbagi. Mengunjungi panti asuhan, memberikan sembako ke tetangga yang membutuhkan, atau sekadar membantu pekerjaan rumah tangga orang tua adalah bentuk liburan yang tak hanya memberi dampak pada diri sendiri, tapi juga pada orang lain.
Baca Juga: Negara-Negara Pemilik Destinasi Wisata Halal
Namun jika tetap ingin berlibur ke luar rumah, pastikan semua sudah direncanakan dengan baik. Pilih tempat yang tidak terlalu jauh dan tidak ramai. Periksa kondisi kendaraan, siapkan bekal secukupnya, dan hindari bepergian malam-malam terutama pada malam 1 Suro. Gunakan waktu siang dengan bijak, dan jadikan malam sebagai waktu istirahat atau refleksi.
Liburan panjang hanyalah rentang waktu, yang membuatnya bermakna adalah bagaimana kita mengisinya. Apakah hanya habis untuk kelelahan fisik karena ambisi jalan-jalan, atau justru jadi ruang untuk istirahat batin, mempererat hubungan, dan memperbaiki diri?
Malam 1 Suro datang hanya setahun sekali. Maka jadikanlah momen ini sebagai pengingat untuk hidup lebih hati-hati, lebih dalam, dan lebih penuh makna. Liburan yang baik bukan soal seberapa jauh kaki melangkah, tapi seberapa tenang hati setelahnya.
Penulis: Albii
Editor: Rara Zarary