
Public speaking atau berbicara di depan umum merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki seorang santri di era modern ini. Terutama di Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an Sains, kemampuan ini dapat membentuk santri menjadi individu yang komunikatif dan percaya diri. Dengan itu, artikel ini akan membahas salah satu kegiatan atau program yang mendukung santri Hamalatul Qur’an Sains untuk mengasah keterampilan public speaking.
Hamalatul Qur’an Sains adalah sebuah unit dari pondok pesantren Hamalatul Qur’an Jogoroto Jombang yang berfokus pada Al-Qur’an dan Sains. Sains di sini merupakan sebuah jurusan yang diterapkan dalam PKPPS (Pendidikan Kesetaraan di Pondok Pesantren Salafiyah Syaf’iyah) yang sejajar dengan SMA (Sekolah Menengah Atas).
Dalam materi yang diajarkan di pondok ini tentunya tidak keluar dari hahikatnya sebagai pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan, memahami, dan mengamalkan ajaran agama Islam. Pentingnya moral agama Islam yang diajarkan di pesantren akan menjadi pedoman hidup, khususnya bagi santri agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, santri menjadi salah seorang yang berpengaruh terutama dalam konteks berdakwah.
Dakwah menjadi suatu hal yang harus dikuasai oleh seorang santri. Dalam berdakwah pun tidak akan lepas kaitannya dengan public speaking atau berbicara di depan umum. Jika santri tidak pandai berdakwah atau berbicara di depan umum berarti dia tidak dapat menyampaikan, mengajak, mengamalkan ilmu yang sudah diajarkan di pesantren. Dengan itu, public speaking menjadi modal utama dalam proses berdakwah.
Menurut Zainal (2022) dalam bukunya yang berjudul “Cerdas Saat Berbicara Di Depan Umum” public speaking merupakan proses berbicara di depan umum atau khalayak untuk menyampaikan informasi, menghibur dan mempengaruhi auidens. Public speaking ini merupakan keterampilan yang terlihat mudah namun sulit untuk dilakukan. Dengan itu, pondok pesantren Hamalatul Qur’an Sains membuat sebuah program bernama Learning by Sharing.
Learning by sharing atau belajar melalui berbagi merupakan salah satu program dari Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an Sains yang bertujuan untuk membantu santri menjadi individu yang lebih percaya diri, dapat berbicara di depan umum, dan nantinya akan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Learning by sharing adalah kegiatan pendekatan yang menekankan pentingnya interaksi sosial dalam proses belajar. Jalaludin Rahmat (2014) dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Komunikasi” mengatakan bahwa Hubungan interpersonal dapat berhasil terjalin dengan baik melaui seni berbicara di depan umum atau public speaking yang mengharuskan untuk kelancaran berbicara, pengendalian emosi, pemilihan kata yang tepat, serta pengaturan nada yang baik. Selain itu, komunikator akan dituntut untuk mengatur suasana dan menguasai materi yang akan disampaikan.
Baca Juga: Kiat Menjadi Public Speaker yang Baik bersama KPI Unhasy
Kegiatan Learning by Sharing ini wajib diikuti oleh santri Hamalatul Qur’an Sains setiap malam Jum’at setelah melaksanakan solat Isya’. Dalam kegiatan ini, santri akan terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok komunikator dan kelompok komunikan. Kelompok komunikator terdiri dari pembawa acara dan narasumber sedangkan komunikannya adalah para santri lain yang tidak terjadwal.
Teknisnya, santri bergiliran untuk menyampaikan informasi atau ide mereka di depan santri lainnya yang sudah terjadwal. Informasi atau ide yang disampaikan dapat berbentuk pidato, ceramah, dan sarasehan. Santri terjadwal akan diberi waktu tujuh hari atau seminggu untuk mempersiapkan materi yang akan disampaikan. Materi yang disampaikan tidak harus tentang agama saja, tetapi pendidikan, sosial budaya, politik, dan sebagainya dapat disampaikan dengan syarat harus menguasi dan ada pesan atau hikmah dalam materi tersebut.
Hal ini dikemukakan oleh Susanti (2020) dalam bukunya yang berjudul “Keterampilan Berbicara” mengatakan bahwa menguasai materi merupakan salah satu cara terpenting untuk meningkatkan percaya diri, karena dengan penguasaan materi hal itu membuat pembicara bisa berpikir cepat dan luas, sehingga dapat dengan mudah menguasai audiens.
Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman santri tidak hanya dapat menyampaikan informasi tetapi juga memperkuat pemahaman mereka sendiri. Dalam konteks public speaking, berbagi pengalaman berbicara di depan umum memungkinkan santri untuk melihat dan mendengar berbagai gaya serta teknik dari orang lain, sehingga mereka dapat mengadaptasi dan mengembangkan keterampilan mereka sendiri.
Meskipun santri dituntut untuk belajar mandiri dalam learning by sharing ini, biasanya para ustadz tetap akan melakukan evaluasi dan memberikan arahan atau ilmu terhadap santri bagaimana cara public speaking yang baik dan benar.
Saat ini, belajar melalui berbagi atau learning by sharing adalah cara yang efektif untuk mengasah keterampilan public speaking santri di Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an Sains. Selain itu, learning by sharing akan memberi manfaat tambahan, seperti kepercayaan diri yang meningkat, solusi kreatif, dan keterampilan komunikasi yang lebih baik.
Dengan demikian, tidak ada waktu yang lebih baik daripada sekarang untuk mulai berbagi dan belajar, karena setiap langkah kecil yang diambil menuju peningkatan keterampilan public speaking akan membawa dampak besar dalam kehidupan pribadi dan profesi Anda.
Penulis: Bakhit Jauharullaudza
Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Hasyim Asy’ari.