sumber ilustrasi: main-main.id

Oleh: Talitha Alma Putri*

Sikap seperti apa yang dapat merugikan orang lain? Bukankah manusia hidup masing-masing? Kenapa kesalahan satu orang dapat merugikan orang banyak? Kenapa sikap ini dapat menimbulkan terjadinya fitnah, semerugikan itukah untuk orang lain? Apakah di antara kita pernah melakukan hal itu? Pernahkah kita tanpa sadar menyakiti hati orang lain, salah satunya dengan membohonginya?

Sikap ini sering ditemukan dibeberapa manusia, perilaku ini banyak terjadi di media sosial seperti menggunakan identitas palsu, dan contoh lain terkait membohongi. Sering kali kita menemukan perilaku ini, entah di dunia nyata maupun dunia maya dengan kasus yang berbeda-beda dan faktor yang berbeda.

Membahas mengenai kebohongan, dalam teori komunikasi interpersonal (2020), menjelaskan teori kebohongan antarpribadi merupakan salah satu teori komunikasi kontemporer yang memiliki tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi kebohongan informasi yang dilakukan oleh individu ketika melakukan komunikasi interpersonal.

Menurtunya ada tiga macam strategi dalam kebohongan, yaitu aktivitas informasi, perilaku, dan mengelola citra. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku berbohong, yang salah satunya juga termasuk dalam satu dari lima proposisi di atas yaitu bias konfirmasi.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kebohongan seseorang kadang bisa menimbulkan hasil yang dapat menghasilkan opini yang negatif dan terjadinya fitnah, hal ini juga dijelaskan oleh Allcot & Getzkow (2017) bahwa seseorang akan mempertahankan dan tetap menyebarkan informasi yang sesuai dengan gagasan yang mereka yakini meski hal tersebut merupakan kebohongan atau belum terbukti kenyataannya hingga dapat merugikan pihak yang difitnah.

Hal ini bisa terjadi karena banyaknya kebohongan yang didasari pendapat pribadi, maupun kecenderungan seseorang yang hanya menyukai informasi yang sesuai dengan pandangan atau opini pribadi, serta hanya menerima informasi yang sesuai dengan preferensi mereka. Dengan membuktikan adanya pengaruh bias konfirmasi terhadap perilaku berbohong yang terjadi di tengah masyarakat. Sedangkan orang yang tidak sengaja melakukannya, maka tidak ada dosa baginya.

Apa sebenarnya faktor yang membuatnya seperti itu? Bukankah ia tau dampak dari apa yang akan diperbuat sebelumnya?  Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi alasan untuk melakukan hal itu, bisa jadi karena adanya faktor sosial, faktor kepribadian, faktor manfaat dan lainnya. Mungkin ada juga suatu hal yang dapat membuat ia harus terpaksa melakukan itu. Faktor lainnya seseorang melakukan kebohongan bisa terjadi juga dari faktor karakter, orang-orang yang penghindar (avoidant people) cenderung berbohong agar bisa melindungi privasinya. Orang-orang yang pecemas (anxious people) cenderung berbohong.

Menurut Buller dan Burgoon dalam Morissan (2013) juga mengatakan bahwa orang seringkali menghadapi situasi di mana mereka harus berbohong dikarenakan menghindarkan diri dari menyakiti atau menyinggung orang lain, untuk menekankan kehebatan diri (sombong), menghindari konflik, atau mempercepat atau memperlambat.

Dikutip dari (CNN, 2017) menurut Andrew ketika mereka memiliki bias konfirmasi, mereka cenderung menyukai dan membagikannya saat melihat sesuatu yang membenarkan pemikiran mereka. Tindakan seperti ini pada dasarnya merupakan hal yang manusiawi, meskipun juga tidak dibenarkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku berbohong tersebut diantaranya disebabkan oleh bias konfirmasi yaitu cenderung mendukung opini sendiri, mengabaikan informasi yang benar, dan tidak suka mendengarkan pendapat orang yang bertentangan dengan pandangannya.

Ketika dihadapkan dengan bukti yang bertentangan dengan apa yang mereka inginkan, mereka akan secara aktif mengabaikan atau menolaknya, hal itu sangat menghalangi kemampuan seseorang untuk menemukan kebenaran. Orang-orang yang melakukan ini biasanya menganggap bahwa dirinya selalu benar tanpa mencari tau faktanya, seseorang akan mempertahankan dan tetap menyebarkan informasi yang sesuai dengan gagasan yang mereka yakini meski hal tersebut merupakan kebohongan atau belum terbukti kenyataannya hingga dapat merugikan pihak yang difitnah. Berbohong banyak dilakukan individu dalam aktivitas kesehariannya, dampak dari kebohongan tersebut lah yang dapat merugikan orang lain, maupun pelakunya.

Dibalik alasan yang mereka kemukakan seperti orang-orang yang mengatakan bahwa orang seperti itu terpaksa berdusta demi menghindari konflik atau situasi yang tidak menyenangkan. Situasi yang serupa bisa aja terjadi saat di kemudian hari, setelah itu mungkin saja ia akan tetap berbohong. Terkadang, orang-orang rela berdusta untuk menjaga perasaan orang lain. Namun, kebohongan juga bisa dilakukan dengan tujuan memanipulasi orang lain demi mendapatkan keuntungan. Mereka ingin  mencoba mengendalikan situasi dan memberi pengaruh untuk mendapat reaksi yang diinginkan.

Ada kalanya, orang – orang ingin mendapatkan pengakuan dan pujian dari orang lain atas sesuatu yang sebenarnya belum mereka miliki atau lakukan. Mereka pun berbohong mengenai pencapaian tersebut. Apapun alasannya, jujur adalah yang paling baik untuk didengar. Sekali berbohong, bisa membuatnya kembali mengulanginya di kemudian hari.

*Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Amikom Yogyakarta.